Menlu Rusia Sebut Indonesia dalam Laskar Perdamaian ke Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Foto: Viory

Moskow: Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa politikus  Eropa yang berusaha mengerahkan misi penjaga perdamaian ke Ukraina membuktikan ‘kegagalan politik’ mereka setiap hari.

“(Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron) Lalu berbicara tentang pengiriman senjata ke Ukraina seperti yang mereka lakukan sebelumnya, dan bahkan berbicara tentang pembentukan ‘koalisi yang bersedia’ dan mengerahkan ‘misi penjaga perdamaian’ atau ‘misi Buat memastikan keamanan Ukraina’ setelah perang berakhir,” ujar Menlu Lavrov, Ketika wawancara di Moskow pada Selasa 25 Maret 2025, yang dikutip dari Viory, Rabu 26 Maret 2025.

“Atau, bahkan dua misi di mana satu akan ditempatkan di perbatasan dengan UE dan NATO, dan yang lainnya akan dibentuk dari negara-negara di belahan bumi selatan, seperti India, Indonesia, Arab Saudi, dan bahkan Tiongkok. Tetapi, ‘para pemimpi’ ini Membangun kegagalan politik mereka yang sangat besar menjadi Terang dari hari ke hari,” kata Lavrov.

Cek Artikel:  Peringatan Tsunami Dicabut Setelah Gemp 7,0 Magnitudo Landa California

Lavrov menambahkan bahwa ‘keinginan mereka Buat menahan’ dan ‘mengalahkan’ Rusia telah terlihat sepanjang sejarah.

“Buat mewujudkan tujuan-tujuan ini, seluruh Eropa ditaklukkan oleh Napoleon dan Hitler. Dalam Misalnya Tertentu ini, seluruh Eropa telah dimobilisasi,” kata Lavrov.

Menyusul desakan Trump Buat gencatan senjata Segera, Macron berencana Serempak Perdana Menteri Inggris Keir Starmer Buat menyatukan 37 negara guna meningkatkan kemampuan militer Ukraina.

Moskow melancarkan serangan militer di Ukraina pada akhir Februari 2022 setelah mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), dengan mengklaim bahwa Kiev telah gagal menjamin status Tertentu mereka berdasarkan Perjanjian Minsk 2014, dan mendesak Ukraina Buat menyatakan dirinya secara Formal Independen dan memberikan jaminan bahwa mereka Tak akan pernah bergabung dengan NATO.

Cek Artikel:  Jenazah Presiden Iran Ebrahim Rasisi Berhasil Diidentifikasi, Tim Tak Perlu Tes DNA

Kyiv mengecam tindakan Rusia tersebut sebagai invasi. Zelensky memberlakukan darurat militer di seluruh negeri, mengumumkan mobilisasi Standar, sementara UE dan AS memberlakukan beberapa putaran Denda terhadap Moskow.

Belum Eksis permintaan ke Indonesia

Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Roy Soemirat mengatakan, terkait dengan Info Rusia dan Laskar perdamaian PBB dari beberapa negara termasuk Indonesia, belum Eksis permintaan secara langsung.

“Kemlu belum menerima permintaan Formal dari pihak manapun yang menginginkan keberadaan Laskar perdamaian Indonesia di Area perbatasan Rusia-Ukraina,” ujar Roy dalam keterangannya.

“Pemerintah Indonesia senantiasa mengikuti secara dekat upaya dan proses perundingan yang sedang berjalan antara pihak-pihak yang bertikai; serta mendukung segala upaya Buat menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina melalui negosiasi-diplomasi yang inklusif,” pungkas Roy.

Cek Artikel:  Langgar Tradisinya, Washington Post Nyatakan Bukan Dukung Capres 2024

Mungkin Anda Menyukai