ENTAH Tiba Ketika sosok yang satu ini bakal Hening dari pemberitaan, terutama haru biru di media sosial. Bahkan, tim komunikasinya saja kerepotan ‘menghalau’ netizen yang melanyaknya.
Dialah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Putra Presiden Ke-7 Joko Widodo itu meluncurkan video monolog di berbagai akun media sosialnya yang berjudul Generasi Muda, Bonus Demografi, dan Masa Depan Indonesia pada Sabtu (19/4).
Mantan Wali Kota Surakarta itu mengawali monolognya bahwa Indonesia Ketika ini berada pada momen yang sangat menentukan, yakni berada di Rendah tantangan Dunia, seperti ekonomi, perang dagang, geopolitik, Tiba perubahan iklim.
Indonesia harus tetap tumbuh, lincah, dan adaptif. Menurutnya, Indonesia harus Pandai memanfaatkan momentum bonus demografi pada 2030-2045. “Kondisi di mana separuh penduduk negara berada pada usia produktif,” ujarnya.
Tetapi, ‘untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak’, monolog Gibran alih-alih mendapat sambutan positif dari warganet yang budiman, sebaliknya malah ‘dirujak’ warganet.
Akibatnya, admin kanal Youtube Gibran harus menyembunyikan Bilangan yang Kagak menyukai tayangan tersebut (dislike) karena lebih besar ketimbang Bilangan yang menyukainya (like).
Video monolog yang berdurasi 6 menit 18 detik di kanal Youtube Gibran Rakabuming itu hingga Senin (28/4) sore ditonton 1,4 juta dan disukai 124 ribu. Dengan menggunakan situs https://www.dislikeviewer.com Pandai diketahui jumlah dislike-nya, yakni sebesar 176 ribu. Jomplang, bertepuk sebelah tangan.
Sebagian besar komentar (53,297) memberikan tanggapan negatif. Salah satunya menantang Gibran Demi berdialog dengan anak-anak muda, seperti kampus, Demi mendiskusikan tema tersebut.
Pasalnya, selama ini Gambaran yang terbangun dari sosok Gibran ialah menjauhi dunia kampus. Suami Selvi Ananda itu sering terlihat menyambangi sekolah dasar hingga SMA sembari membagi-bagikan Kitab, bawa tukang cukur dan produk skin care.
Tantangan dialog ke kampus perlu dijawab Gibran Demi membantu komunikasi publik pemerintah. Mahasiswa berperan Krusial dalam mengisi bonus demografi. Pada fase itu, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar ketimbang usia nonproduktif.
Indonesia emas 2045 bertepatan dengan usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan Bappenas Sekeliling 324 juta jiwa. Bonus demografi ialah jendela Kesempatan (windows of opportunity) Demi mendongkrak kesejahteraan rakyat.
Tiba Ketika ini pemerintah belum menawarkan formula yang jitu Demi menjawab kebutuhan Indonesia emas di tengah menguatnya krisis kepercayaan masyarakat. Pemerintah Lagi disibukkan program-program populis, seperti MBG, sekolah rakyat, dan koperasi desa merah putih.
Di sisi lain, pemerintah juga belum Pandai meyakinkan publik terkait dengan Natalis Badan Pengelola Investasi Danantara yang akan mengelola aset negara Sekeliling Rp14.648 triliun.
Meski naiknya Gibran ke kancah pilpres ‘Kagak Bagus-Bagus saja’ karena Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90, realitasnya mayoritas gen Z (di Rendah 27 tahun) memilih Kekasih capres dan cawapres Prabowo-Gibran.
Dukungan itu merupakan modal sosial bagi Gibran Demi berani menyapa dunia kampus. Dia Pandai berdiskusi dengan kalangan anak muda yang menguar tagar KaburAjaDulu dan IndonesiaGelap.
Gibran harus menepikan monolog dan memperkaya dialog Demi menganalisasi kecemasan dan kegelisahan anak muda tentang diri mereka hari ini dan masa depan negeri mereka. Tabik.