Memahami Warisan Perdamaian 7 Tokoh Dunia Pemandu Perubahan

Memahami Warisan Perdamaian: 7 Tokoh Dunia Pembawa Perubahan
Ilustrasi(Freepik)

PERDAMAIAN menjadi hal yang sangat didambakan manusia, tidak heran peradaban manusia terus melahirkan tokoh-tokoh penting, pejuang perdamaian dunia. Telah memberikan kontribusi luar biasa dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan adil, tokoh-tokoh perdamaian dunia harus terus dikenal dan menginspirasi banyak orang. 

Berikut 7 tokoh inspirasi, membawa perdamaian dunia: 

1. Mahatma Gandhi

Encylopecia Britanica

Baca juga : Ini Daftar Sinema-Sinema yang Menyuarakan Perdamaian

Bernama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi, adalah seorang pemimpin spiritual dan politik dari India yang dikenal karena perjuangannya melawan penjajahan Inggris melalui gerakan non-kekerasan atau ahimsa.

Lahir pada 2 Oktober 1869, Gandhi menggunakan prinsip satyagraha (keteguhan dalam kebenaran) sebagai landasan perjuangannya. 

Prinsip ini, membawa Gandhi memimpin gerakan kemerdekaan India tanpa menggunakan kekerasan fisik, melainkan dengan aksi damai seperti boikot, protes dan mogok kerja. 

Baca juga : Sejarah Konflik yang Tak Berujung: Menelusuri Perang Terpanjang dan Pelajaran untuk Perdamaian

Metode perjuangannya telah menginspirasi banyak tokoh perdamaian lainnya di dunia, seperti Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela. 

Menghembuskan nafas terakhirnya pada 30 Januari 1948, Gandhi mewariskan perjuangannya untuk perdamaian dan keadilan, hingga saat ini. 

2. Nelson Mandela

Baca juga : Kekuatan Seni dalam Mendorong Perdamaian: Menyambut Hari Perdamaian Global

AFP

Lahir pada 18 Juli 1918, Nelson Mandela memimpin perlawanan terhadap diskriminasi rasial yang brutal di negara asalnya, Afrika Selatan. 

Cek Artikel:  Mengungkap Fakta Menarik Velociraptor Kagak Menggunakan Cakar Tajam Demi Menebas

Mandela, memperjuangkan kesetaraan bagi warga kulit hitam yang tertindas oleh sistem apartheid. Sebuah sistem yang memisahkan populasi berdasarkan ras, di mana kelompok kulit putih mendominasi secara politik, sosial, dan ekonomi, sementara mayoritas non-kulit putih mengalami diskriminasi hebat kala itu. 

Baca juga : Perayaan Hari Perdamaian Global: Variasi Langkah Masyarakat di Seluruh Dunia Menghormati Perdamaian

Dipenjara selama 27 tahun hingga 1990, Nelson berhasil menandai berhentinya sistem apartheid, setelah menjadi presiden kulit hitam pertama pada 1994,  ketika Afrika Selatan beralih ke pemerintahan demokratis yang nonrasial. 

3. Martin Luther King Jr

Encyclopecia Britanica

Terinspirasi oleh ajaran Mahatma Gandhi tentang perlawanan tanpa kekerasan. Martin Luther memimpin berbagai aksi protes damai, seperti boikot bus Montgomery dan demonstrasi di Birmingham, untuk menentang segregasi rasial dan ketidakadilan terhadap warga kulit hitam di Amerika.

Martin Luther King Jr. percaya bahwa semua orang, tanpa memandang warna kulit, harus diperlakukan dengan martabat dan hak yang sama. Tergambarkan melalui pidato terkenalnya, I Have a Dream, selama pawai besar di Washington, DC, pada 1963. 

Semakin dikenal perjuangannya, Martin Luther dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangannya yang damai dalam memerangi rasisme, pada 1964. 

Cek Artikel:  Tanpa Payung Hukum, Penghancuran Ruang Hidup Masyarakat Eksist Maju Terjadi

4. Abraham Lincoln

AFP

Menjadi presiden ke-16 Amerika Perkumpulan (AS) dan dikenal sebagai salah satu pemimpin terbesar dalam sejarah ‘Negeri Om Sam’ itu, Abraham Lincoln, berhasil membawa AS, melewati krisis perbudakan yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Bukan hanya dikenal sebagai presiden yang berhasil menghapuskan perbudakan, Lincoln juga dikenang karena dedikasinya terhadap persatuan dan demokrasi. 

Dalam pidatonya yang terkenal, Gettysburg Address, ia menegaskan bahwa Amerika harus tetap berpegang pada prinsip “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.” 

Lahir pada 12 Februari 1809, Lincoln memperjuangkan hal ini di negaranya, sebagai upaya menyatukan dan memperjuangkan kebebasan bangsa. 

5. Bunda Teresa

AFP

Bunda Teresa, yang lahir sebagai Anjezë Gonxhe Bojaxhiu pada 26 Agustus 1910, adalah seorang biarawati Katolik yang dikenal sebagai tokoh perdamaian dunia berkat pengabdiannya kepada orang miskin dan sakit di Kalkuta, India.

Bunda Teresa Mendirikan Misi Perempuan Kecil pada 1950, sebuah ordo yang memberikan perawatan dan dukungan kepada mereka yang terabaikan oleh masyarakat. 

Membuktikan dedikasinya terhadap, pelayanan tanpa pamrih dan kasih sayangnya pada, orang-orang yang kurang beruntung. Hingga mampu menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Meninggal pada 5 September 1997 dan dikanonisasi sebagai Santa Teresa dari Kalkuta pada 2016. 

Cek Artikel:  Krusialnya Deteksi Pagi untuk Tingkatkan Kesempatan Kesembuhan Kanker hingga 90

Hingga kini, kematian bunda Teresa diperingati sebagai hari perayaan, memperingati warisan perjuangannya, kepada orang-orang miskin dan terlupakan. 

6. Aung San Suu Kyi

AFP

Lahir pada 19 Juni 1945, Aung San Suu Kyi seorang aktivis dan politisi Myanmar, yang dikenal sebagai simbol perjuangan untuk demokrasi dan hak asasi manusia. 

Memimpin Perserikatan Nasional untuk Demokrasi (NLD), ia mengalami tahanan rumah dan pembatasan kebebasan oleh rezim militer Myanmar.

Aung San Suu Kyi berada di bawah tahanan rumah dari 1989 hingga 2010. Setelah pembebasannya, Suu Kyi melanjutkan perjuangannya sebagai Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri, Perserikatan Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam kampanye politik, yang akhirnya membawa kemenangan pada NLD dalam pemilihan umum 2015.

7. Ellen Johnson Sirleaf

AFP

Presiden wanita pertama Afrika dan tokoh perdamaian dunia, Ellen Johnson Sirleaf terpilih sebagai Presiden Liberia pada 2005. Selama masa kepemimpinannya, Sirleaf fokus pada pemulihan negara, reformasi ekonomi, dan pemberantasan korupsi. 

Sebagai presiden Liberia dari 2006 hingga 2018, Sirleaf memimpin dengan menekankan pentingnya kesetaraan gender. 

Ia berkomitmen untuk meningkatkan peran wanita dalam pemerintahan dan masyarakat. Meningkatkan peluang pendidikan, ekonomi, dan undang-undang kekerasan terhadap wanita. Menjadikannya diakui secara global, sebagai penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai