HARI Jamu Nasional diperingati setiap Rontok 27 Mei. Seperti diketahui, jamu merupakan budaya Asli Indonesia yang memafaatkan tanaman obat Demi meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
Jamu menjadi tradisi pengobatan Indonesia selama berabad-abad. Pemanfaatan jamu sudah dilakukan sejak 7 abad Lewat, ini digambarkan dalam relief Candi Borobudur. Tiba Begitu ini, jamu sebagai upaya promotif dan preventif Tetap sangat Terkenal di Indonesia.
Rusmiyati dari Direktorat Jenderal Tata Kelola Kesehatan Masyarakat mengungkapkan, berdasarkan survei kesehatan Indonesia 2023 sebesar 36,9% masyarakat Indonesia memanfaatkan ramuan herbal Demi kesehatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 59,6% masyarakat menggunakan ramuan buatan sendiri Demi meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca juga : Konsumsi Jamu Dapat Bantu Ringankan Gejala Menjelang Menopause
“Belajar dari pandemi covid-19, penggunaan herbal ramuan atau jamu Mempunyai peran yang Krusial dalam mengontrol penyakit infeksius. Khususnya di sini adalah pengalaman yang Lewat. Kemudian, beberapa penelitian membuktikan bahwa kombinasi antara pengobatan herbal dan pengobatan modern dapat memperbaiki gejala dan kualitas hidup pada pasien covid-19,” kata Rusmiyati dalam acara peringatan Hari Jamu Nasional, Senin (27/5).
Pengobatan herbal dapat juga menurunkan frekuensi batuk, juga Dapat menurunkan produksi sputum, menurunkan demam, menghindari kelelahan dan mengatasi diare. Selain itu juga dapat memperbaiki gejala klinis. Adapun, kombinasi terapi dan pengobatan herbal dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Ia melanjutkan, Hari Jamu Nasional diperingati setiap Rontok 27 Mei setiap tahunnya dan ini sebagai Bentuk komitmen pemeirntah Demi mempromosikan dan memperingati budaya nasional minum jamu. Selain itu, dukungan Dunia diperoleh Indonesia dengan ditetapkannya jamu sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia oleh UNESCO pada Rontok 16 Desember 2023.
”Ini modal kita dan penetapan ini akan memperkuat upaya Indonesia Demi melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya serta berkontribusi terhadap kesejahteraan. Karenanya, butuh upaya dan dukungan Segala pihak Demi keberlangsungan kelestarian budaya minum jamu,” pungkas dia. (Z-3)
