Jakarta (ANTARA) – Peneliti Badan Riset dan Ciptaan Nasional (BRIN) Addin Maulana mengatakan harga tiket Buat melakukan perjalanan domestik yang cenderung mahal, Tetap menjadi tantangan yang perlu dipertimbangkan pemerintah Buat meningkatkan sektor pariwisata yang ramah wisatawan.
“Setelah pandemi muncul krisis baru Yakni krisis ekonomi, itu yang mungkin Demi ini sedang kita hadapi, inflasi di beberapa keperluan, kita harus menyisihkan Buat keperluan pariwisata, dan harga transportasi Demi ini Buat pariwisata cenderung naik terutama Buat tiket pesawat,” kata Addin dalam acara webinar tiket.com mengenai potensi pariwisata di tahun 2024-2029 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan harga penerbangan Buat perjalanan ke timur Indonesia semakin mahal. Rata-rata harga tiket pesawat pulang-pergi kelas ekonomi meningkat 77 persen sejak tahun 2021 dan umumnya peningkatan itu terjadi momen-momen seperti lebaran, liburan sekolah dan Natal. Hal yang sama juga terjadi pada moda trasnportasi kereta api yang mengalami peningkatan permintaan yang signifikan dibandingkan tahun 2021, Tetapi harga tiketnya juga cenderung meningkat Sekeliling 20 persen.
Sementara itu, Data Badan Pusat Statistik menunjukkan Tiba bulan Oktober 2023, tren wisatawan Nusantara menyentuh Bilangan 600 juta perjalanan dan lebih banyak melakukan perjalanan secara grup. Hal ini karena seiring menurunnya Bilangan COVID-19 dan memasuki proses normalisasi, Tetapi Addin mengatakan pada tahun 2024 diharapkan Dapat menyentuh Bilangan 700 juta perjalanan yang pernah di dapat pada tahun 2019 seiring meningkatnya perjalanan domestik.
Buat membangkitkan ekonomi di daerah wisata, Addin mengatakan tren wisatawan berkualitas juga meningkat, di mana mereka melakukan kegiatan ekonomi yang lebih besar Demi datang ke daerah.
“Wisatawan berkualitas Tanda-cirinya yang Dapat meningkatkan kegiatan ekonomi yang lebih besar Tengah, kedua, Lamban tinggalnya dibandingkan wisatawan kebanyakan sehingga Bisa meningkatkan aktivitas ekonomi, ketiga, dia menyebarkan Pengaruh ekonominya Tak di satu titik tapi ke titik yang lain,” kata dia.
Buat melakukan kegiatan ekonomi, maka wisatawan harus Mempunyai Lamban tinggal yang disesuaikan, terutama pada wisatawan mancanegara, yang tercatat mengalami penurunan Lamban tinggal sejak 2021. Hal ini karena persyaratan perjalanan yang Tak Tengah menyita waktu seperti sebelum masa pandemi, yang mengharuskan mereka menambah hari Buat pemeriksaan.
Selain itu, penerbangan ke Indonesia yang Tetap didominasi penerbangan transit Membangun Lamban tinggal Buat menghabiskan liburan di Indonesia menjadi lebih sedikit karena harus memperkirakan waktu pulang kembali ke negara asal mereka.
Intervensi menarik lainnya dari wisatawan mancanegara yang menghabiskan waktu lebih Lamban di Indonesia, kebanyakan Eksis pada destinasi super prioritas seperti Bali, dibandingkan pada provinsi lain di Indonesia. Dan kebanyakan wisatawan yang memilih tinggal lebih Lamban tersebut berasal dari Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Pasifik, dibanding mereka yang Eksis di Daerah Asia.
“Buat mencapai Indonesia ini sangat sedikit ketersediaan direct flight kalau Tak salah hanya Eksis Amsterdam, jadi kalau mau ke sini mereka harus mampir ke mana-mana dulu, sayangnya lebih banyak transit maka lebih sedikit Lamban tinggalnya,” ucap Addin.
Sementara Intervensi pada wisatawan Nusantara, lebih banyak melakukan perjalanan ke Daerah seperti D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah seperti Borobudur, Nusa Tenggara Timur dan Barat seperti Labuan Bajo dan Mandalika.
Meskipun harga tiket perjalanan dengan trasnportasi Berkualitas pesawat maupun kereta mengalami kenaikan, Malah hal sebaliknya terjadi pada harga Ruangan hotel yang rata-rata mengalami penurunan sejak terdampak pandemi meskipun permintaan dan Lamban tinggalnya semakin meningkat.
“Jadi mereka mau Tak mau harus kalah dari cost travel transportasi yang tinggi Demi ini, sehingga mau nggak mau harga kamarnya Tak sebaik harga Buat transportasi, permintaannya semakin tinggi dan Lamban tinggalnya semakin meningkat setiap periode, tapi harga jual kamarnya trennya menurun,” Terang Addin.
Kebanyakan dari mereka juga menghabiskan liburan atau masa tinggal di Indonesia Buat Memperhatikan event, Berkualitas konser, atraksi maupun olahraga. Jumlah event yang paling banyak dikunjungi adalah di Daerah DKI Jakarta disusul Kalimantan Selatan, Banten, dan Jawa Timur.