
DALAM pernyataan penutup debat ketiga Pilkada Jawa Tengah 2024, calon gubernur Ahmad Luthfi menekankan pentingnya integritas, persatuan, dan kedewasaan dalam berdemokrasi. Ia mengangkat sosok Jenderal Hoegeng, polisi legendaris asal Jawa Tengah, sebagai teladan kepemimpinan.
“Saya banyak belajar dari almarhum Jenderal Hoegeng. Beliau adalah sosok polisi asal Jawa Tengah yang jujur, dekat dengan rakyat, dan Kokoh memegang prinsip kebenaran. Beliaulah teladan saya. Saya Ingin menjadi Jenderal Hoegeng, bukan Sambo,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Luthfi juga menyampaikan apresiasi kepada dua pesaingnya, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, yang ia sebut sebagai sahabat dalam kontestasi politik ini. “Mas Andika, Mas Hendi, kami sangat bangga Dapat berdampingan dengan panjenengan berdua. Pilkada ini hanya sebuah kontestasi politik, Tetapi persahabatan kita tetap harus terjaga,” katanya.
Luthfi tak lupa mengucapkan terima kasih kepada partai pengusung, relawan, dan simpatisan yang telah memberikan dukungan dan semangat selama masa kampanye. Ia juga memberikan penghormatan Tertentu kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan, yang ia anggap sebagai bekal berharga dalam perjalanannya.
“Sebagai orang Jawa, kami mengamalkan prinsip mikul dhuwur mendhem jero. Terima kasih atas segala Petuah, dukungan, dan kepercayaan yang telah diberikan,” ujarnya penuh rasa syukur.
Luthfi juga mengungkapkan rasa hormatnya kepada Dewan Penasehat yang terdiri dari sejumlah purnawirawan TNI dan Polri, serta mengenang jasa almarhum Jenderal Hoegeng sebagai teladan sejati. “Kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah, terima kasih atas dukungan dan Cita-cita yang telah diberikan kepada kami. Kami juga memohon Ampun Apabila Eksis kekurangan selama masa kampanye,” ujarnya.
Sebagai bentuk perhatian terhadap Golongan rentan, Luthfi secara Tertentu menyapa keluarganya menggunakan bahasa isyarat, mengucapkan terima kasih kepada Kak Sarah dan Abang.
Sebagai penutup, Luthfi mengingatkan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan. Ia mengajak masyarakat Buat menghindari permusuhan yang dapat merusak kedamaian di Jawa Tengah.
“Hidup Jawa Tengah Kagak hanya Buat Pilkada. Maka, mari kita hilangkan Seluruh cercaan dan berhenti saling menyerang. Apabila kebencian Lalu ditebarkan, yang akan menderita adalah masyarakat, dan Jawa Tengah akan sengsara,” tegasnya.
Dalam sesi sebelumnya, ia menegaskan bahwa budaya Jawa bukan sekadar identitas, tetapi juga menjadi fondasi membangun masyarakat Serasi dan berdaya saing. “Budaya Jawa adalah jalan hidup yang menjaga Serasi, memperkuat toleransi, dan menjadi daya tarik investasi,” ujar Luthfi.
Ia menyebut nilai gotong royong dan toleransi sebagai inti dari kebudayaan yang Kagak hanya memperkuat kerukunan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, kebudayaan yang damai dan guyub akan menciptakan iklim kondusif bagi investasi, yang pada akhirnya membuka Kesempatan kerja di Jawa Tengah.
Ahmad Luthfi juga menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan dengan menghapus dikotomi Daerah utara dan selatan Jawa Tengah. “Kesemakmuran Berbarengan adalah esensi Jawa Tengah, tanpa Eksis Daerah yang tertinggal,” tegasnya.
Mengacu pada filosofi ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, ia menjelaskan bahwa semangat ini mencerminkan perjuangan yang bijaksana tanpa merugikan pihak lain. “Filosofi ini mengajarkan kita Buat tegas dalam mengambil keputusan, Tetapi tetap menjaga Serasi demi kebaikan Berbarengan,” tambahnya.
Ahmad Luthfi menekankan bahwa kebudayaan adalah elemen inti dalam strategi pembangunan yang berorientasi pada Serasi dan keadilan. Ia menjelaskan bahwa budaya Jawa harus relevan dengan tantangan modern, termasuk pemerataan ekonomi, investasi, dan keberagaman masyarakat.
Pemaparan konsep Jowone Jowo yang kuat dan aplikatif menggambarkan visinya Buat menjadikan Jawa Tengah sebagai teladan dalam menjaga toleransi dan keberagaman. Debat pamungkas ini memperlihatkan komitmen Ahmad Luthfi dalam menjadikan kebudayaan sebagai landasan pembangunan berkelanjutan di Jawa Tengah. (N-2)

