Lanjut Tertekan, Kilau Harga Emas Meredup

Emas batangan. Foto: Istimewa.

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) mengalami tekanan pada awal pekan ini setelah mengalami aksi ambil untung yang signifikan. Pada Jumat, 14 Februari 2025, harga emas sempat Anjlok di Rendah USD2.900, Tetapi tetap mencatat kenaikan mingguan lebih dari 0,80 persen. Ketika ini, emas diperdagangkan di Sekeliling USD2.883, turun 1,48 persen dalam perdagangan harian.

Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menyampaikan, tren bullish pada emas mulai melemah berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator moving average. Proyeksi harga emas hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga USD2.922 Kalau tren bullish kembali menguat.

“Tetapi, apabila terjadi reversal, harga emas berpotensi turun hingga level USD2.880 sebagai Sasaran penurunan terdekat,” Jernih Andy dikutip dari analisis harian, Senin, 17 Februari 2025.

Cek Artikel:  Wujudkan Swasembada, Pemerintah Geber Pembangunan dan Revitalisasi Irigasi

Salah satu Unsur Penting yang membebani pergerakan harga emas adalah pelemahan dolar AS setelah rilis data ekonomi yang Berbagai Corak. Greenback mencapai posisi terendah tahunannya, sementara imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun turun enam basis poin menjadi 4,472 persen.

Penjualan ritel di AS mengalami penurunan tajam pada Januari, yang semakin menekan nilai dolar AS. Hal ini secara historis dapat memberikan dorongan bagi harga emas, mengingat emas merupakan aset yang cenderung bergerak berlawanan dengan dolar AS.

Tetapi, aksi ambil untung yang dilakukan oleh para pedagang membatasi lonjakan harga emas. Selain itu, ketidakpastian kebijakan perdagangan AS turut memengaruhi pergerakan pasar.
 

Cek Artikel:  Diputuskan Pailit, Kemnaker Minta Sritex tak Tergesa-gesa PHK Karyawan


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Ketegangan perdagangan Mendunia meningkat

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mendorong kebijakan tarif timbal balik, tetapi menunda penerapannya Kepada membuka ruang negosiasi dengan negara-negara terkait. Kalau ketegangan perdagangan Mendunia meningkat, permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas dapat kembali menguat, memberikan potensi kenaikan harga dalam jangka pendek.

Selain itu, prospek kebijakan moneter Federal Reserve juga menjadi Unsur yang diperhatikan pelaku pasar. Setelah rilis data ekonomi yang lemah, investor mulai memperkirakan adanya lebih dari satu kali penurunan Spesies Mengembang oleh The Fed dalam waktu dekat. Kalau skenario ini terwujud, maka emas dapat kembali memperoleh momentum bullish yang lebih kuat.

Cek Artikel:  Pemerintah Amankan Barang Selundupan Senilai Rp49 Miliar dalam Sepekan

“Secara keseluruhan, pasar emas Ketika ini menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Kalau harga berhasil menembus level USD2.922, maka potensi kenaikan lebih lanjut Dapat terjadi. Sebaliknya, Kalau tekanan jual Lanjut berlanjut, maka emas Dapat turun lebih dalam ke area USD2.880 atau bahkan lebih rendah,” papar Andy.

Mungkin Anda Menyukai