Korea Selatan Bantah UGD Rumah Ngilu Kolaps Akibat Dokter Mogok Kerja, Sebut Situasi Terkendali

Liputanindo.id – Korea Selatan membantah ruang gawat darurat di sejumlah rumah sakit kolaps akibat kekurangan dokter. Pemerintah menekankan situasi itu bisa dikendalikan meski mogok kerja dokter terus berlanjut.

Bantahan ini dikeluarkan setelah Kementerian Kesehatan Korea Selatan memutuskan untuk mengerahkan dokter militer untuk membantu di beberapa ruang gawat darurat rumah sakit. Kementerian itu menyatakan situasi yang terjadi di rumah sakit Korea Selatan bukanlah yang harus dikhawatirkan.

“Kapasitas medis darurat secara keseluruhan sedemikian rupa sehingga ada beberapa kesulitan tetapi itu bukanlah situasi di mana kita harus khawatir tentang keruntuhan seperti yang diperingatkan beberapa orang,” kata Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo, dikutip Yonhap News, Selasa (3/9/2024).

Cek Artikel:  Kunjungi Ukraina Usai Berjumpa Putin, Narendra Modi Asikkan Perdamaian

Lampau, kata Park, pemerintah awalnya berencana mengirim 15 dokter militer ke ruang gawat darurat yang sangat terdampak. Pemerintah juga menugaskan 235 dokter militer dan dokter komunitas yang akan dirotasi ke rumah sakit yang bermasalah mulai 9 September.

Sebelumnya, Asosiasi Nasional Profesor Sekolah Penyamaranteran mengatakan bahwa banyak ruang gawat darurat tidak menyediakan layanan normal dan keruntuhan sistem perawatan kesehatan telah dimulai.

Ribuan dokter magang, termasuk dokter magang dan dokter residen, mogok kerja pada bulan Februari untuk memprotes rencana penambahan jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 per tahun. Penambahan kuota itu untuk memenuhi kekurangan dokter oleh pihak berwenang.

Park mengatakan sejumlah rumah sakit memutuskan untuk mempersingkat jam operasi ruang gawat darurat (UGD) dan mempekerjakan dokter dengan jumlah lebih sedikit. Berdasarkan laporan, beberapa rumah sakit besar menangguhkan operasi UGD.

Cek Artikel:  WHO dan PBB Didesak Stop Israel Lumpuhkan Sistem Kesehatan Libanon

“Rumah sakit yang mengandalkan dokter magang di berbagai disiplin ilmu kedokteran harus menolak pasien di ruang gawat darurat, dengan alasan kekurangan staf, sementara dokter yang ada mengalami beban kerja yang lebih berat,” kata pemerintah.

Lebih lanjut, pemerintah mengatakan sedang menyiapkan 4.000 klinik lokal dan rumah sakit yang lebih kecil yang akan dibuka secara bergantian selama liburan yang dimulai pada 16 September.

Mungkin Anda Menyukai