Kini Hadir Teknologi Kepada Rival Penipuan Tiket Konser dan Bot Calo

Kini Hadir Teknologi untuk Lawan Penipuan Tiket Konser dan Bot Calo
Ilustrasi penggunaan teknologi Proof of Human.(Dok. Proof of Human)

PRAKTIK penipuan penjualan tiket konser Lagi menjadi salah satu isu di tengah gempita industri pertunjukan musik Indonesia. Pada 2024, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat setidaknya 182 kasus penipuan terkait konser yang dilaporkan, dengan total transaksi mencurigakan mencapai Rp2,3 miliar. Bilangan ini melonjak signifikan dari 119 kasus pada tahun 2022, dengan transaksi mencurigakan mencapai Rp735 juta.

 

Penipuan penjualan tiket konser seringkali melibatkan identitas Palsu di media sosial. Para pihak yang Kagak bertanggung jawab ini juga kerap menggunakan identitas samaran, seperti penyalahgunaan KTP orang lain Kepada mengelabui pembeli, serta rekening bank sementara Kepada memproses transaksi.

 

Permasalahan lainnya adalah para calo tiket yang menggunakan bot Kepada memborong tiket konser ketika penjualan dibuka dan menjualnya kembali dengan harga sangat tinggi. Praktik ini Kagak hanya merugikan para penggemar musik, tetapi juga berdampak pada para Penganjur acara.

 

Cek Artikel:  Ayo Saksikan 5 Planet Ini akan Bersinar di Langit Desember 2024

Direktur festival Pestapora, Kiki Aulia Ucup pernah menemukan kejanggalan pada Pestapora edisi 2022 dan 2023. Lebih dari separuh pembelian tiket tercatat berasal dari domain di Amerika Perkumpulan.

 

“Ini mengindikasikan mereka menggunakan bot Kepada mendapatkan tiket. Penganjur jadi enggak Bisa mapping sebenarnya antusias tertingginya dan pembeli tingkat terbanyak Eksis di mana,” kata Ucup dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Jumat, (7/3).

 

Ia juga menekankan pentingnya edukasi publik mengenai risiko pembelian tiket konser melalui calo serta perlunya pembenahan sistem penjualan tiket. Sementara itu, musisi Ananda Badudu, yang baru-baru ini kembali menghidupkan Banda Neira, juga menekankan perlunya keadilan dan keamanan bagi penggemar musik Kepada membeli tiket konser.

 

“Pemanfaat bot Kepada beli tiket konser adalah Misalnya pemanfaatan teknologi Kepada tujuan yang salah. Teknologi tersebut merugikan publik karena orang yang Betul-Betul hendak membeli tiket atau ikut war tiket akan kalah oleh bot yang dioperasikan oleh calo yang akan menjual ulang tiket dengan harga yang lebih mahal,” kata Ananda.

Cek Artikel:  CC vs BCC Email Ketika Guna Ini Bedanya

 

“Biaya dari konsumen Sebaiknya dimanfaatkan Kepada menutup produksi atau memberi profit bagi Penganjur dan Selebriti Kepada menjamin perputaran dan kesinambungan industri, tapi calo menggiringnya ke luar ekosistem sehingga merugikan stakeholder Esensial dalam industri yakni konsumen, Selebriti, dan Penganjur,” tambahnya.

 

Di peringatan Hari Musik Nasional pada 9 Maret, isu tentang akses tiket konser yang Terjamin dan adil menjadi sangat relevan. Dengan semakin canggihnya penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan berkembangnya modus penipuan tiket konser musik,  langkah-langkah keamanan yang Eksis Demi ini seperti Pembuktian email atau tes CAPTCHA Kagak Tengah cukup Kepada menghentikan bot dan penipu. Tools for Humanity, perusahaan teknologi Dunia, menghadirkan teknologi Proof of Human (PoH) melalui World. Teknologi ini dirancang Kepada memastikan hanya Insan Asal— bukan bot—yang dapat membeli tiket konser.

 

Teknologi PoH mengintegrasikan langkah-langkah Pembuktian yang mengharuskan pengguna membuktikan identitas mereka sebagai Insan Asal secara anonim melalui Pembuktian iris mata menggunakan Orb. Dengan demikian, Nyaris mustahil bagi pengguna internet Kepada Membangun akun media sosial Palsu atau bot Kepada membeli tiket.

Cek Artikel:  Fitur Look Around Apple Maps Tawarkan Resolusi Lebih Tinggi

 

Hal ini tentu Kagak hanya akan melindungi para penggemar musik dari praktik percaloan dan penipuan tiket, tetapi juga memungkinkan penyelenggara atau Penganjur acara Kepada mendapatkan data penjualan yang lebih Presisi.

 

“Proof of Human bukan sekedar solusi teknologi, tetapi juga sebuah langkah Konkret Kepada membangun ekosistem digital yang lebih adil dan Terjamin bagi Seluruh orang, termasuk komunitas musik di Indonesia. Kami percaya dengan mengadopsi teknologi ini, para penggemar musik nantinya dapat terlindungi dari penipuan dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan industri musik yang lebih sehat,” kata General Manager Tools for Humanity Indonesia Wafa Taftazani.

 

“Kami percaya teknologi Proof of Human dapat menjadi kunci Krusial Kepada melindungi penggemar musik dan bahkan menjaga integritas industri musik. Dengan teknologi ini, kita Bisa memastikan ketika musisi tampil, orang- orang yang mendapatkan tiket merupakan mereka yang Betul-Betul mengagumi dan mendukung musik mereka,” tambah Wafa. (M-1)

Mungkin Anda Menyukai