Kemendes Klaim Makan Bergizi Gratis Jadi Intervensi Langsung Atasi Stunting

Liputanindo.id – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menyampaikan bahwa program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merupakan Bentuk intervensi langsung dalam penanganan stunting di Indonesia.

“Stunting kan Pandai dikurangi secara Kagak langsung, seperti dengan sanitasi yang bagus, rumah bagus. Kalau ini (program Makan Bergizi Gratis), menangani secara langsung, gizinya diperbaiki,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kemendes PDT Ivanovich Agusta dalam siniar Kelengen Tau BPI Kemendes PDT, seperti diikuti di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (8/11/2024).

Pria yang akrab disapa Ivan itu mengatakan peran implementasi program Makan Bergizi Gratis dalam menangani stunting juga diperkuat oleh para Spesialis gizi.

Cek Artikel:  Pemprov Jatim Jalin Kerja Sama Dengan Pemprov DKI Jakarta

Ia menyampaikan di setiap dapur atau yang dalam program tersebut dinamai Satuan Pelayanan Gizi, terdapat Spesialis gizi yang akan memantau kadar gizi dalam setiap makanan yang dibagikan secara gratis Kepada siswa dari pendidikan anak usia Awal (PAUD) hingga SMA, ibu hamil dan menyusui, serta balita itu.

Satuan pelayanan tersebut akan menyebar ke seluruh desa dan kelurahan dengan skala pelayanan yakni 1 banding 3 ribu jiwa atau 1 Satuan Pelayanan Gizi melayani tiga ribu jiwa.

“Jadi, nanti Eksis Spesialis gizi di masing-masing istilahnya itu kalau Lazim menyebutnya dapur, tetapi di sana menyebutnya Satuan Pelayanan Gizi. Itu masing-masing Eksis Spesialis gizinya. Banyak itu, kalau sudah lengkap totalnya 30.000,” kata Ivan.

Cek Artikel:  Pemkot Bengkulu, Usulkan 15 Ton Bibit Padi Buat Petani Bengkulu

Sebelumnya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto telah menyampaikan bahwa percepatan penurunan kasus stunting merupakan pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi bangsa Indonesia sehingga harus dituntaskan secara Serempak-sama.

“Sejatinya, Sasaran penurunan stunting tahun 2024 ini sebesar 14 persen. Tetapi, angkanya nangkring (stagnan) di 21,5 persen yang semula di Nomor 30 persen. Artinya, ini PR besar kita,” kata Yandri.

Sejalan dengan tugas besar itu, ia menyampaikan bahwa kementerian/lembaga terkait pun, seperti Kemendes PDT, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Maju mengupayakan percepatan penurunan Nomor stunting di tanah air.

Cek Artikel:  Sepanjang 2024, Terjadi 599 Bencana di Kota Sukabumi dan Kerugian Lelah Rp9,6 Miliar

Mungkin Anda Menyukai