Indonesia Dinilai Buru-buru Masuk BRICS, Apa Untungnya?

Pengamat Global dari Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja. (Liputanindo.id/Marcheilla Ariesta)

Jakarta: Masuknya Indonesia ke BRICS menjadi sorotan dunia, termasuk Amerika Perkumpulan (AS). Presiden terpilih AS Donald Trump bahkan mengancam negara-negara yang masuk BRICS.

 

Pengamat Global dari Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja mengatakan, BRICS Mempunyai potensinya tersendiri bagi Indonesia. Terlebih, Indonesia termasuk sebagai negara produsen komoditas.

 

“BRICS itu menjadi semacam wadah baru buat negara-negara yang selama ini menjadi sasaran Denda dari negara-negara Barat yang notabene menguasai teknologi, kemudian Penemuan dari segi industri. Mereka menguasai itu dan juga Tetap punya mata Duit yang kuat,” kata Dinna dalam bincang Berbarengan di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.

 

Dinna menjelaskan, Denda yang dibuat negara Barat ini menjadi hambatan bagi negara BRICS. Tak hanya mempengaruhi ekonomi, tapi juga berdampak negatif pada masyarakat.

Cek Artikel:  Jepang Produksi Cincin Pintar, Dapat Lakukan Pembayaran di Toko hingga Stasiun Kereta

 

Karenanya, BRICS dibuat oleh negara Member awal, termasuk Rusia dan Tiongkok, sebagai ‘alternatif’ Demi melawan rezim Denda ini.

 

Dinna menjelaskan, BRICS Mempunyai potensi besar sebagai alternatif jalan keluar Demi tetap berproduksi dan berdagang. 

 

“Negara-negara BRICS Mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan populasi yang besar. Tetapi, tantangan politik dan ekonomi Tetap harus diatasi,” kata Dinna.

 

Karena, ujar Dinna, Demi membangun alternatif yang efektif, komunikasi dan kerja sama antar-negara BRICS sangat Krusial. Membangun mekanisme transaksi dan perbankan yang Seksama dan bebas korupsi juga merupakan prioritas.

 

Tantangan dan Kesempatan Indonesia di BRICS

 

Indonesia, sebagai Member BRICS, Mempunyai Kesempatan besar Demi meningkatkan ekonominya. Tetapi, tantangan seperti membangun sistem perbankan dan transaksi yang efektif, serta mengatasi korupsi Tetap harus dihadapi.

Cek Artikel:  Persatuan Cendekiawan Muslim Serangan Israel ke Iran Ancam Konflik Lebih Luas

 

Menurutnya, bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan langkah strategis Demi meningkatkan ekonomi dan membangun alternatif jalan keluar dari rejim Denda. Meski demikian, Dinna menilai perlu adanya komitmen politik, komunikasi, dan kerja sama yang efektif Demi mengatasi tantangan dan memanfaatkan Kesempatan yang Eksis.

 

BRICS Langkah Awal Diplomasi Indonesia Era Prabowo

 

Menteri Luar Negeri RI Sugiono akhirnya angkat bicara terkait dengan masuknya Indonesia ke BRICS dalam pidato Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM). Menurutnya, keputusan tersebut merupakan hasil dari konsistensi diplomasi Indonesia sejak Pelan.

 

“Keanggotaan Indonesia di BRICS ini merupakan Bentuk politik luar negeri itu sendiri. Karena keputusan ini bukanlah hasil kerja semalam. Melainkan buah dari kiprah konsistensi dan keteguhan diplomasi Indonesia selama puluhan tahun,” kata Sugiono.

Cek Artikel:  Wamenlu Tegaskan Kagak Pernah Eksis Wacana Relokasi Penduduk Jalur Gaza ke Indonesia

 

Sugiono menuturkan, sebagai Member BRICS, Indonesia akan menjadi jembatan bagi negera-negara berkembang.

 

“Sebagai Member BRICS Indonesia akan memastikan menjembatani kepentingan negara-negara berkembang dan kawasan Indo-Pasifik, dan akan Lalu aktif mencegah meruncignya persaingan geoekonomi dan geopolitik,” tegas Sugiono.

 

Baginya, keanggotaan Indonesia di dalam BRICS bukanlah sesuai kebijakan yang terisolir. Ia menyebutkan, Indonesia juga aktif di organisasi multilateral yang lain, seperti G20, APEC IPEF MIFTA dan CPTPP.

 

Baca juga: Gabung BRICS, Langkah Strategis Diplomasi Indonesia di 2025

Mungkin Anda Menyukai