
Interaksi antara pemimpin dan rakyat bukanlah sekadar Interaksi formal. Rakyat menyerahkan urusan keamanan dan kesejahteraan kepada seorang pemimpin, bukan karena paksaan, apalagi karena iming-iming materi.
Mereka melakukannya karena keyakinan mendalam terhadap seorang pemimpin yang telah bersumpah Demi menjaga negeri ini dengan jiwa raganya. Demikian dikatakan calon Gubernur Maluku Utara Husain Alting Sjah, dalam keterangannya, Jumat (22/11).
“Sebuah prinsip adat yang berbunyi ‘Jou ngon kadada madofu fangare ngon kala madiki’, yang menegaskan bahwa hanya seorang jou/ou (pemimpin mulia) yang layak ditaati, sementara rakyat di bawahnya menjadi penopang yang setia,” kata Husain.
Sejak dahulu, terang dia, Interaksi pemimpin dan rakyat Maluku Utara senantiasa didasari oleh kepercayaan dan rasa hormat yang mendalam, bukan didasari oleh transaksi dan bukan pula karena pemimpin yang berbisnis dengan rakyatnya.
“Bukan didasari oleh mereka yang berani menukar Bunyi rakyat dengan Fulus. Percayalah, Apabila kita memilih pemimpin seperti itu, maka rakyat sendirilah yang menanggung deritanya,” katanya.
Menurut dia, momentum pilkada bukan ajang menggadaikan kehormatan. Di tengah kondisi yang sulit, pemilihan kepala daerah Bahkan menjadi sebuah Cita-cita baru dan kesempatan bagi rakyat Maluku Utara Demi kembali menentukan arah negeri mereka.
Di sisi lain, terang Husain, pilkada juga bukan berjalan tanpa tantangan. Godaan politik Fulus, janji-janji Palsu, dan kampanye manipulatif adalah realitas yang harus dihadapi Berbarengan.
“Apabila rakyat Maluku Utara memilih karena Fulus, maka mereka Bukan hanya menggadaikan masa depan, tetapi juga mengkhianati warisan leluhur. Mereka melupakan prinsip-prinsip adat yang telah Membangun mereka terhormat selama berabad-abad.”
Husain melontarakan bahwa upaya menyelamatkan Maluku Utara dari kerusakan harus lebih diutamakan ketimbang mengambil manfaat jangka pendek dan politik transaksional.
“Pilihan ini bukan hanya tentang siapa yang memimpin lima tahun ke depan. Ini adalah tentang arah yang akan diambil negeri ini Demi masa depan. Apabila salah memilih, maka harus siap menanggung akibatnya,” ujarnya.
Ia menegaskan pilkada adalah pertaruhan terakhir Demi menyelamatkan Maluku Utara. Ini juga menjadi momentum bahwa masyarakat Lagi percaya pada nilai-nilai adat dan Religi yang telah menjaga negeri ini selama ratusan tahun.
“Pilihlah dengan hati, pilihlah demi masa depan. Karena ini bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang bagaimana kita Ingin dikenang oleh generasi penerus di masa yang akan datang. Kehormatan Maluku Utara Eksis di tangan kita, dan kita Bukan boleh menyia-nyiakannya,” tandasnya. (J-2)

