Honda Patenkan Sistem Transmisi Semi Otomatik di CB1100

liputanindo.com – Demi ini Honda sudah mengembangkan dalam bentuk Varian produksi massal sistem Transmisi yang boleh dibiang sangat Pintar bernama Dual Clutch Transmission. Hadir Motor motor seperti Honda Vultus, X-ADV Tiba Africa twin. Tetapi sistem ini secara Lumrah memang cukup ribet dan Mahal karena menyangkut dua Sistem Kopling yang berjalan dengan kombinasi yang singkron. Di Pertengahan Bulan Mei 2020, Honda mematenkan sistem Transmisi Semi-Otomatik Tengah yang juga Bukan menggunakan Tuas kopling dengan model Motor Honda Retro CB1100.

Secara Lumrah sistem Transmisi Semi Otomatik ini pada dasarnya Tetap mengguankan Sistem Transmisi dengan kopling dan dipercaya merupakan pengembangan dari sistem Transmisi HondaMatic yang pernah hadir di CB750 tahun 1976 atau lebih dari empat puluh tahun yang Lampau.

Cek Artikel:  Krisis KTM Dapat percepat era Moto3 Baru yang Bermesin Tunggal !

Pada sistem Hondamatic 1976, sistem ini menggunakan sebuah konverter torsi yang juga digunakan pada Mobil mobil otomatik Buat menghubungkan mesin dan gearbox. Walaupun efektif Tetapi sistem ini membutuhkan banyak sekali daya dan transmisinya pun hanya dua percepatan. Di sistem Matic yang baru dipatenkan ini Honda menggunakan gearbox enam percepatan Normal yang dihubungkan dengan sistem Quickshifter naik dan turun gear plus sistem pengendali komputer

Komponen Primer nya adalaah sebuah aktuator yang diletakan di belakang Steering head dan sebuah sistem Klep yang diletakkan di dekat gearbox transmisi. Sistem Aktuatornya sendiri pada dasarnya merupakan sebuah Master silinder ( Kopling hidrolik) yang telah dimodifikasi sehingga Tekanan Fluidanya dibentuk oleh Motor listrik sebagai pengganti dari tekanan tuas kopling oleh tangan.

Cek Artikel:  8 Penyebab Rem Depan Motor Ngempos

Tetapi Kalau dibandingkan dengan sistem Transmisi manual Normal atau semi otomatik Normal seperti pada sistem Transmisi motor motor bebek Terdapat hal yang sangat berkebalikan sob pada sistem Automatic Transmisi ini. Di mana pada sistem Kopling standar, Demi kita menekan tuas kopling maka itu tujuannnya Buat merenggangkan pelat kopling.

Sementara pada sistem ini tekanan fluida hidrolik digunakan Buat merapatkan kopling. Ini artinya pada sistem ini Kalau hadir kehilangan tekanan, atau masalah dari hidrolik lainnya maka kopling akan berada pada keadaan merenggang dan ini boleh dibilang lebih Terjamin dibandingkan sistem Kopling standar.

Terlepas dari sistemnya yang lebih sederhana dibandingkan quick Sifter, berkat penambahan sistem Quick Shiter akan Membikin pengopreasian motor ini lebih mudah karena pergantian gear dapat dilakukan juga menggunakan pedal shiter yang pada paten diletakkan di daerah handlebar sebelah kiri . . hmmmm Bilaman dibenamkan di Produk massal ya, kayaknya dan harusnya Dapat lebih murah dibandingkan sistem DCT ?

Cek Artikel:  Pembalap Indonesia, Andi M Fadly Pemenang Asia AP250 ARRC 2022

taufik of BuitenZorg | @liputanindo

Mungkin Anda Menyukai