Harga Emas Pulih Usai Rilis Data Inflasi PCE AS

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) bergerak pulih usai rilis data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditure) AS. Harga emas diperdagangkan di kisaran USD2.660 per troy ounce pada hari Jumat, 27 September 2024.

 

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha mengatakan, tren disinflasi mengindikasikan Federal Reserve (The Fed) akan terus menurunkan suku bunga dengan laju yang stabil yang merupakan hal positif bagi emas sebagai aset yang tidak membayar bunga.

 

Dalam analisisnya Nugraha menilai bahwa, saat ini emas berada dalam fase yang menarik.

 

Berdasarkan indikator teknis Moving Average, Nugraha menyebutkan bahwa tren bullish emas yang terjadi belakangan ini mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Cek Artikel:  Pemerintah Berencana Bangun Lahan Pertanian 1 Juta Hektare di Merauke

 

“Meskipun emas menunjukkan pemulihan, namun potensi penurunan masih ada dengan target harga menuju USD2.624 jika tren melemah terus berlanjut,” ujar Nugraha dalam keterangan tertulis, Senin, 30 September 2024.
 


Ilustrasi emas. Foto: Freepik

 

Tetapi, ia juga menambahkan bahwa jika emas tidak menembus level support tersebut, rebound harga bisa terjadi dengan potensi kenaikan hingga USD2.670 sebagai target terdekat.

 

Harga emas terus berada di atas USD2.665 di awal sesi Asia hari Senin, 30 September 2024, dengan para investor menantikan rilis data Indeks Manajer Pembelian (IMP) dari Tiongkok.

 

Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan oleh Federal Reserve pada bulan-bulan mendatang, sebagaimana diungkapkan dari data inflasi PCE, akan terus menjadi pendorong positif bagi emas.

Cek Artikel:  Wamendag Jerry Dorong Ekspor Indonesia Melalui Ritel Rusia

 

Hal ini karena emas, sebagai aset yang tidak memberikan bunga, menjadi lebih menarik bagi investor ketika suku bunga acuan menurun.

 

Oleh karena itu, meskipun ada potensi pelemahan jangka pendek dalam tren emas, sentimen pasar yang lebih luas tetap mendukung kenaikan harga dalam jangka panjang.

 

Dengan berbagai faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan emas, seperti data inflasi AS yang menunjukkan tanda-tanda penurunan dan kebijakan bank sentral global yang tidak terlalu agresif, harga emas diperkirakan akan mengalami fluktuasi dalam waktu dekat.

 

Menurut Nugraha, emas saat ini berada di titik kritis dengan potensi penurunan hingga USD2.624. Tetapi, jika rebound terjadi, harga emas bisa mencapai USD2.670.

Cek Artikel:  Terseret Absaham teknologi, IHSG Ambruk

Mungkin Anda Menyukai