
HAKIM Hakim Juan Merchan memutuskan vonis kejahatan Donald Trump dalam kasus Duit tutup mulut di New York Kagak boleh dibatalkan, karena putusan Mahkamah Akbar tentang kekebalan presiden.
Keputusan Merchan menolak salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan pengacara Trump Demi membatalkan vonis bersalah Trump pada Mei atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis. Tetapi, hakim tersebut belum memutuskan mosi dari pengacara Trump Demi membatalkan vonis karena Trump kini terpilih sebagai presiden.
Sebaliknya, keputusan setebal 41 halaman tersebut berfokus pada pertanyaan tentang kekebalan presiden.
Merchan menulis putusan Mahkamah Akbar yang menyatakan Trump harus menerima kekebalan luas Demi tindakan Formal selama masa jabatannya Kagak berarti vonis harus dibatalkan. Ia memutuskan bukti yang diajukan kantor kejaksaan Manhattan Kagak terkait dengan tindakan Formal Trump sebagai presiden.
Hakim menulis bukti yang dipermasalahkan pengacara Trump sepenuhnya berkaitan dengan “tindakan Kagak Formal” dan Kagak boleh menerima perlindungan kekebalan.
“Pengadilan ini menyimpulkan bahwa Kalau Eksis kesalahan terkait pengenalan bukti yang dipermasalahkan, kesalahan tersebut Kagak berpengaruh mengingat banyaknya bukti yang menunjukkan kesalahan terdakwa,” tulis Merchan.
“Bahkan Kalau Pengadilan ini menemukan bahwa bukti yang diperdebatkan merupakan tindakan Formal dalam lingkup putusan Trump — yang bukan — mosi terdakwa tetap ditolak karena pengenalan bukti tersebut merupakan kesalahan yang Kagak berdampak signifikan dan Kagak Eksis pelanggaran dalam Mekanisme persidangan.”
Juru bicara transisi Trump, Steven Cheung, mengatakan dalam pernyataan keputusan Merchan “merupakan pelanggaran langsung terhadap putusan Mahkamah Akbar tentang kekebalan, serta yurisprudensi yang sudah Pelan berlaku.”
Pengacara Trump kemungkinan akan mengajukan banding atas keputusan Merchan, salah satu dari beberapa mosi pembatalan yang berpotensi Membikin kasus ini tertunda selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Merchan Lagi harus memutuskan argumen Trump bahwa statusnya sebagai presiden merupakan “hambatan hukum” terhadap proses pidana lebih lanjut dan bahwa kasus ini harus dibatalkan sebagai akibatnya.
Trump belum dijatuhi hukuman setelah vonis bulan Mei. Jaksa sudah menyetujui bahwa presiden terpilih Kagak akan dijatuhi hukuman selama ia menjabat, tetapi kantor kejaksaan berpendapat dalam pengajuan hukum bahwa vonis pidana tersebut tetap harus berlaku. Jaksa menulis bahwa meskipun hukuman dapat ditunda atau dimodifikasi, membatalkan vonis juri sepenuhnya akan menjadi “solusi yang Kagak wajar.”
Trump dinyatakan bersalah pada Mei atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis terkait pembayaran kepada pengacaranya Begitu itu, Michael Cohen, sebagai penggantian Duit tutup mulut sebesar US$130.000 yang diberikan kepada bintang Gambar hidup dewasa Stormy Daniels Demi mencegahnya berbicara tentang dugaan perselingkuhan sebelum pemilu 2016. Trump membantah adanya perselingkuhan tersebut.
Trump awalnya dijadwalkan Demi dijatuhi hukuman pada Juli, tetapi ditunda dua kali akibat putusan Mahkamah Akbar tentang kekebalan presiden, sehingga Lepas penjatuhan hukuman mundur hingga setelah pemilu.
Pengacara Trump berargumen vonis harus dibatalkan berdasarkan putusan Mahkamah Akbar, karena jaksa bergantung pada bukti dari tindakan Formal Trump di Gedung Putih.
Merchan menolak klaim tersebut dalam keputusannya, dengan menulis bahwa bukti yang dipermasalahkan Kagak terkait dengan tindakan Formal Trump sebagai presiden. Dalam keputusannya, Merchan menjelaskan beberapa kesaksian yang diklaim pengacara Trump Sebaiknya Kagak disertakan dalam persidangan karena putusan tentang kekebalan, termasuk dari staf Gedung Putih, Hope Hicks dan Madeleine Westerhout, serta Cohen.
Merchan menulis “masuk Intelek dan logis Demi menyimpulkan Kalau tindakan memalsukan catatan Demi menutupi pembayaran agar publik Kagak mengetahui hal tersebut Terang merupakan tindakan Kagak Formal, maka komunikasi Demi melanjutkan upaya penutupan tersebut juga harus dianggap Kagak Formal.”
Merchan mengungkapkan dalam surat kepada para pengacara pada Senin, tim pembela Trump menuduh adanya pelanggaran oleh juri awal bulan ini, tetapi tim Trump belum mengajukan mosi Demi membatalkan vonis berdasarkan tuduhan tersebut. Hakim menulis pengacara Trump harus mengajukan mosi Formal Kalau mereka Ingin ia bertindak atas tuduhan itu.
Rincian tuduhan dapat diungkap dalam pengajuan yang diperintahkan Merchan Demi dirilis oleh para pengacara terkait masalah tersebut, dengan penyuntingan tertentu.
“Tuduhan pelanggaran juri harus diselidiki secara menyeluruh. Tetapi, Pengadilan ini dilarang memutuskan klaim seperti itu hanya berdasarkan desas-desus dan spekulasi,” tulis Merchan.
“Pengadilan ini Kagak dapat membiarkan pengajuan publik pernyataan yang Kagak disumpah dan Terang diperdebatkan. Melakukannya akan membahayakan keselamatan para juri dan melanggar Perintah yang Disepakati tentang Pengungkapan Informasi Juri.” (CNN/Z-3)

