Eksis yang aneh, tapi ini Konkret. Produksi dan stok beras dikatakan melimpah, tetapi harganya Lanjut naik, yang mulai mencekik konsumen. Bahkan, Eksis yang kesulitan mendapatkannya.
Masyarakat dibuat bingung karena beras premium sulit ditemukan di toko-toko ritel modern. Kalaupun tersedia, beras kasta tertinggi itu, yang dalam kemasan 5 kilogram biasanya Dapat didapat dengan harga mulai Rp70-an ribu, kini rata-rata mesti dibeli lebih dari Rp100 ribu.
Di beberapa daerah, kelangkaan pun merambah jenis beras medium. Di sisi lain, pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disebut menjangkau toko ritel modern juga seret.
Bilangan-Bilangan kinerja perberasan yang moncer tahun ini terasa kontras dengan Fakta di lapangan. Kita katakan kontras karena keberlimpahan beras Bukan terasa oleh sebagian besar masyarakat.
Sejak Maret, memasuki masa panen, data-data proyeksi produksi menunjukkan kenaikan cukup signifikan. Ketika itu, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional Januari-April melonjak 25,99% menjadi 13,95 juta ton Kalau dibandingkan dengan periode yang sama di 2024.
Realisasinya Bukan banyak meleset, bahkan lebih besar ketimbang proyeksi. Lewat rilis data per Juni dan Agustus, BPS mencatat pada Januari-April produksi beras 14 juta ton, naik 26,54% ketimbang di 2024. Produksi beras Januari-September tahun ini diproyeksikan naik 12,76% menjadi 28,2 juta ton.
Dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, 15 Agustus Lewat, Presiden Prabowo Subianto menyebutkan stok beras atau cadangan beras pemerintah di Perum Bulog tembus 4 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah Republik ini.
Lewat, mengapa harga beras Ketika ini begitu mahal dan sebagian menjadi langka? Kalau dirunut ke belakang, harga beras cenderung Lanjut naik sudah sejak awal tahun ini. Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada awal Juli kemudian mengendus kecurangan produksi beras komersial dan pengoplosan beras SPHP. Amran menyebut permainan itu merugikan negara lebih dari Rp100 triliun per tahun.
Satgas Pangan Polri pun intens menggelar operasi penindakan terhadap para pengoplos. Sejumlah produsen besar dibidik, puluhan orang menjadi tersangka, termasuk Dirut Food Station, Karyawan Gunarso.
Operasi penindakan Membangun para produsen beras premium tiarap. Mereka memilih menarik produk-produk beras masing-masing dari pasaran. Di sisi lain, para produsen kecil menutup operasional karena Bukan Bisa Bertanding dengan produsen besar dalam menyerap gabah petani.
Upaya menurunkan harga beras bertumpu pada operasi pasar pemerintah lewat penggelontoran beras SPHP. Berkat operasi pasar, Amran menyebut harga beras sudah mulai turun dan itu akan berlanjut. Pemerintah bakal melepas total 1,3 juta ton beras hingga akhir tahun.
Kita patut bersyukur Kalau itu Betul-Betul terjadi. Publik sepertinya Tetap harus bersabar menunggu data-data tersebut menjadi Konkret di kehidupan mereka. Sabar karena Fakta menunjukkan harga beras Tetap tinggi. Kelangkaan beras juga Tetap terjadi. Seperti Eksis kekuatan pengendali beras yang Bukan Dapat dilawan pemerintah.
Kendali pemerintah terletak pada penyaluran beras SPHP, yang dirasakan Tetap Lamban. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan realisasi distribusi beras SPHP hingga pekan ketiga Agustus sebanyak 239,5 ribu ton. Itu baru kurang dari seperlima yang disiapkan.
Kita apresiasi kerja luar Standar pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, dalam mendongkrak produksi. Akan tetapi, kita juga mengingatkan bahwa capaian itu sia-sia belaka Kalau beras sulit dijangkau, Bagus dari sisi harga maupun ketersediaan.
Publik memerlukan bukti keamanan stok yang Eksis di depan mata, di rak-rak toko ritel yang penuh tumpukan beras kemasan dengan harga wajar. Pemerintah cukup memenuhi indikator itu. Maka, masyarakat akan tenang.

