Satu-satunya kekalahan dialami Timnas U-17 Demi menghadapi Korea Utara U-17 dengan skor, 0-6 di perempat final yang berlangsung di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Jeddah, Senin (14/4/2025) malam.
“Harus diakui babak delapan besar memang berat. Lihat bagaimana Jepang dikalahkan Arab Saudi melali adu penalti. Lampau kemunculan kekuatan baru, seperti Uzbekistan yang konsisten permainannya, Bagus yunior dan senior serta Dapat mengalahkan kekuatan Asia lainnya. Model pembinaan berkelanjutan seperti itulah yang harus kita temukan agar Dapat seperti Jepang, Korsel, dan kini Uzbekistan,” ujar Erick Thohir di Jakarta, Senin (14/4).
Jika demikian, Erick tetap meminta para pemain dan tim Instruktur kembali ke Tanah Air dengan kepala tegak karena Bisa berkompetisi dengan Bagus dan meraih tiket ke Piala Dunia U-17, November mendatang di Qatar, melalui babak kualifikasi. Bahkan, secara Tertentu, ia juga meminta pecinta bola dan netizen jangan menghukum pemain karena kalah, atau membully, bahkan memecah belah pemain serta tim Instruktur
“Jangan hukum mereka karena kalah. Mereka anak-anak muda dan jalan mereka Tetap panjang. Terlebih mereka mencetak prestasi bagus loh. Luar Lazim! dan harus dihargai sebagai pencapaian pribadi yang tinggi. Apalagi beberapa pemain berasal dari keluarga yang sederhana dan menjalani hidup yang pas-pasan. Ini perjuangan besar mereka sebagai pribadi dan orang tuanya agar Dapat menjadi pemain nasional,” ujar Erick.
Atas dasar itu, Erick menyatakan akan memberikan perhatian lebih kepada Timnas U17 menuju Piala Dunia U17.
“Pencapaian mereka menandakan program yang kita jalankan, hasilnya Konkret. Kita buktikan. Apabila 2023 kita ke Piala Dunia U-17 karena tuan rumah, kini mengulangi lewat kualifikasi. Para pemain dan tim kepelatihan Betul-Betul memberikan kebanggaan sehingga PSSI akan mempersiapkan mereka lebih matang dan Lebih kuat agar Dapat menjalani Piala Dunai U-17 mendatang dengan prestasi yang jauh Lebih Bagus Tengah,” ungkapnya.
Dalam konteks pembinaan Timnas Yunior yang berkelanjutan ke tahap berikutnya, Erick menegaskan PSSI Enggak Dapat berhenti. Dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 setiap tahun mulai tahun 2025 ini, Lampau Piala Dunia U-20 setiap dua tahun, maka program pembinaan prestasi para pemain muda Enggak boleh berhenti.
“Kita dihadapkan pada tantangan, bagaimana menyiapkan Timnas U-17 mendatang yang sebagus Timnas U-17 hari ini. Jadi pembinaan Garuda Muda harus kontinyu. Belum Tengah ajang lain, seperti Olimpiade yang batasan usia harus di Dasar 23 tahun dan kuota pesertanya berkurang dari 16 tim negara menjadi 12 tim. Artinya, kita harus bersiap lebih Awal, lebih panjang, dan lebih ketat,” jelasnya.***

