Diorama Gus Dur Bakal Dibangun Sinta Nuriyah dan ANRI

Liputanindo.id JAKARTA – Sinta Nuriyah, istri Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berencana membangun diorama Gus Dur bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Hal itu disampaikan Sinta Nuriyah saat mengunjungi Pameran Tetap Arsip Stagnan Presiden Soekarno di Gedung ANRI, Jakarta Barat, Senin (27/5/2024).

Baca Juga:
Ngaku Ikuti Pesan Gus Dur, Ratusan Kader Gus Dur di Jatim Dukung Prabowo-Gibran

“Pameran Tetap Arsip Stagnan Presiden Soekarno yang dibangun ANRI akan menjadi tolak ukur dalam pembangunan Diorama Presiden RI KH Abdurrahman Wahid,” katanya.

Sinta mengaku terinspirasi dari Pameran Tetap Arsip Stagnan Presiden Soekarno. Diorama Gus Dur akan menjadi salah satu bagian dari bangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara.

Cek Artikel:  Azizah Salsha Diduga Selingkuh hingga Bawa Nama Philo Paz, Jennifer Jill Mendadak Unggah Ini

Sinta juga mengemukakan, kunjungannya bermula dari adanya program autentikasi spesimen tanda tangan Presiden KH Abdurrahman Wahid yang dilaksanakan ANRI, di kediamannya Ciganjur, Jakarta Selatan pada Mei 2023.

Selain itu, Sinta juga menyampaikan rencana kolaborasinya bersama ANRI untuk kegiatan Gerakan Nurani Bangsa yang bakal digelar di Gedung Pameran Tetap Arsip Stagnan Presiden Soekarno.

Pelaksana Tugas Kepala ANRI, Imam Gunarto mengatakan, bahwa pihaknya akan melanjutkan pembangunan pameran tetap arsip statis untuk seluruh Presiden RI, termasuk salah satunya Presiden KH Abdurrahman Wahid.

“Dalam waktu dekat, ANRI akan berupaya membantu dari aspek materi dalam pembangunan Diorama Presiden KH Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan,” katanya.

Cek Artikel:  Viral Video Pedangdut Diraba Oknum Pejabat saat Manggung, Ikke Nurjanah Buka Bunyi

Pameran Tetap Arsip Stagnan Presiden Soekarno seperti dirilis Antara, dibangun tahun 2019 dan terdiri dari empat lantai dengan luas interior sekitar 3.211 meter persegi.

Pada gedung pameran tersebut, terdapat arsip yang menjadi memori dunia yang telah ditetapkan UNESCO pada Mei 2023, yakni arsip pidato Presiden Soekarno di Sidang PBB, New York, pada 1960 berjudul ‘To Build the World Anew’ dan arsip KTT Gerakan Non-Blok I.

“Penyelenggaraan pameran arsip statis sejalan dengan salah satu misi ANRI, yakni memberikan akses arsip kepada publik untuk kepentingan pemerintahan, pembangunan, penelitian, dan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan rakyat sesuai peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah kearsipan demi kemaslahatan bangsa,” tutur Imam. (BON)

Cek Artikel:  Lepas 9 September, Tiket The Script Diskon 20%, Jangan Tiba Ketinggalan!

 

Baca Juga:
Yenny Bawa Gusdurian Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

 

Mungkin Anda Menyukai