
INDONESIAN Bounce kini telah menjadi gelombang baru di skena disjoki (DJ) di Indonesia. Banyak dari klub-klub memutar musik-musik dengan Aliran ini.
Sosok di balik pencetus Indonesian Bounce adalah DJ Whisnu Santika. Ia memulai eksperimen Aliran musik itu tengah pandemi. Keterbatasan ruang gerak yang juga turut memukul industri hiburan, Pandai ia manfaatkan Demi melahirkan sebuah Bunyi baru.
“Waktu Segala orang terkunci di rumah, saya Bahkan mulai tur ke kota-kota kecil, ke komunitas lokal, main di tempat yang enggak pernah saya bayangkan sebelumnya,” kenang Whisnu dalam wawancara Serempak Media Indonesia, Jumat, (20/5).
Begitu Mimbar besar ditutup, Mimbar komunitas Bahkan menjadi titik awal lahirnya jejaring baru dalam ekosistem musik elektronik Indonesia. Dari berbagai sesi kolaborasi dan perjumpaan dengan musisi lokal, Whisnu mulai memformulasikan identitas musikalnya sendiri
Ia menggabungkan baile funk, breakbeat, dan nuansa tropis Indonesia. Eksperimen tersebut kemudian yang dikenal sebagai Indonesian Bounce, Aliran yang kini tak hanya hidup di klub-klub kota besar, tapi juga mengakar di komunitas kreatif daerah.
“Banyak Bakat luar Normal di daerah yang selama ini kurang punya akses ke industri. Tapi selama pandemi, kita Segala di titik Kosong. Enggak Eksis kasta. Itu Bahkan bikin koneksi jadi lebih kuat,” ungkapnya.
Ia juga menginisiasi kolaborasi terbuka, membagikan proyek produksi, dan memberi ruang Demi musisi muda ikut dalam pengembangan karya. Beberapa rilisan yang lahir dari semangat tersebut antara lain remix Tembang Mangu dari Fourtwnty dan Bagaimana Kalau Saya Kagak Bagus-Bagus Saja Punya Judika, serta karya orisinal seperti Are You Ready dan Lov3, yang menggandeng musisi lokal dan Dunia dalam satu narasi kolaboratif.
Lebih dari sekadar eksplorasi musikal, Whisnu menjadikan masa pandemi sebagai momentum Demi membangun nilai-nilai kolektif dalam musik. “Saya Mau Segala orang merasa punya tempat. Komunitas musik harus inklusif. Harus kasih ruang Demi tumbuh Serempak,” tegasnya.
Menyebar ke Berbagai Kota
Indonesian Bounce yang dulunya hanya eksperimen personal, kini telah menjadi gerakan Serempak yang menginspirasi banyak DJ dan produser muda. Dari Jakarta, Yogyakarta, Makassar, hingga Bandung, Aliran ini membangun akar yang kuat karena ditanam dengan semangat gotong royong dan keterbukaan.
Bagi Whisnu, membangun komunitas adalah langkah strategis Demi keberlanjutan industri musik. “Bukan Hanya soal karya bagus, tapi siapa yang kita ajak jalan bareng. Itu yang bikin ekosistemnya hidup,” tuturnya. Ia juga mulai merintis platform digital Demi menghubungkan produser, vokalis, dan penulis Tembang dari berbagai daerah.
Kini, di masa pascapandemi, Indonesian Bounce tak Tengah sekadar Aliran. Ia adalah simbol bahwa kreativitas Dapat lahir dari keterbatasan. Semangat kolaborasi dan pemberdayaan komunitas juga membentuk fondasi ekosistem musik elektronik lokal yang Berdikari dan inklusif. (M-1)

