Bea Cukai Ambon Fasilitasi Kembalinya 15 Tengkorak Insan ke Desa Amtufu Lorulun

Bea Cukai Ambon Fasilitasi Kembalinya 15 Tengkorak Manusia ke Desa Amtufu Lorulun
Kembalinya 15 Tengkorak Insan ke Desa Amtufu Lorulun(Dok. Bea Cukai)

BEA Cukai Ambon telah berhasil memfasilitasi pemulangan 15 tengkorak Insan leluhur Desa Amtufu Lorulun, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, pada Senin (4/11).

Tengkorak-tengkorak tersebut dikembalikan oleh Museum Vrolik di Amsterdam, Belanda, dan diterima kembali Demi ditempatkan di rumah adat Desa Amtufu Lorulun sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi sejarah dan pelestarian budaya.

Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Ambon Nauval Hafiluddin, mengungkapkan bahwa pemulangan dilakukan melalui mekanisme rush handling yang melibatkan Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu masuk.

“Rush handling adalah pelayanan Spesifik kepabeanan yang kami berikan Demi mempercepat proses keluarnya barang dari kawasan pabean, mengingat Ciri barang ini yang perlu segera dipindahkan,” Terang Nauval.

Cek Artikel:  Wakil Presiden Tiongkok Hadiri Pelantikan Presiden Prabowo Subianto

Setelah tiba di Bandara Pattimura, Ambon, ke-15 tengkorak tersebut menjalani pemeriksaan singkat sebelum diserahterimakan kepada tim pemulangan Demi dipindahkan ke desa asalnya.

Tindakan Segera Bea Cukai Ambon ini mencerminkan komitmen mereka Demi memberikan layanan optimal, khususnya Demi kasus barang impor yang bersifat mendesak.

Museum Vrolik, tempat asal tengkorak ini, merupakan museum anatomi dan patologi Insan dan hewan di University of Amsterdam, yang kini bernaung di Rendah Amsterdam University Medical Center.

Tengkorak-tengkorak ini awalnya dibawa ke Belanda oleh petugas medis militer tentara Hindia Belanda yang mengunjungi Desa Amtufu pada tahun 1912 Demi tujuan penelitian.

Cek Artikel:  Lagi ada 1.437 Legislator Terpilih Belum Lapor LHKPN

Selama lebih dari seratus tahun, mereka menjadi bagian dari koleksi museum, Tetapi keputusan pengembalian ini diambil sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta upaya penyembuhan luka sejarah masa kolonial.

“Pengembalian tengkorak ini merupakan rekam jejak sejarah yang tak ternilai bagi masyarakat Kepulauan Tanimbar, serta warisan ilmu pengetahuan yang Dapat dihayati oleh generasi penerus bangsa.” Bea Cukai Ambon berharap inisiatif ini akan membuka jalan bagi proses rekonsiliasi dan pengakuan terhadap hak-hak budaya dan sejarah masyarakat Indonesia yang selama ini tersimpan di luar negeri.

Mungkin Anda Menyukai