Jakarta: Marco Jonathan Suthya, seorang sineas muda berbakat, membawa semangat Indonesia ke kancah perfilman Dunia.
Terinspirasi oleh budaya dan cerita-cerita dari Tanah Airnya, ia bertekad Demi menciptakan karya-karya yang dapat mewakili identitas bangsa. Gambar hidup karya terbarunya Peace Process, masuk dalam seleksi Ealing Gambar hidup Festival (EEF), ajang bergengsi di industri Gambar hidup Inggris dan juga nominasi Royal Television Society West of England Student Awards 2025, salah satu ajang penghargaan tertinggi bagi para sineas muda di perfilman.
“Peace Process” adalah Gambar hidup drama politik yang terinspirasi dari kisah konflik sebuah Distrik di tahun 1991 hingga 2004. Kisah perjalanan wartawan perang dari negara Barat yang bersaksi di pengadilan Dunia dalam proses negosiasi perdamaian Demi konflik tersebut.
Demi menjalani tugasnya sebagai wartawan Demi daerah konflik, ia Menyaksikan banyak hal. Berusaha menceritakan kebenaran tentang konflik ini, sang wartawan malah terancam bahaya dan menjadi tawanan tentara.
Tetapi, sang wartawan Tak menyerah. Ia bertekad mengubah apa yang ia alami menjadi kekuatan Demi membantu orang-orang Demi hidup lebih Berkualitas.
Ealing Gambar hidup Festival Berkelas Dunia
Di tahun 2024, EEF memecahkan rekor 458 Gambar hidup yang terdaftar, dengan total durasi mencapai tujuh puluh delapan jam. Sebagian besar berasal dari pembuat Gambar hidup Inggris, terbanyak dari London, termasuk Ealing sendiri.
Secara total, EEF berhasil mengumpulkan karya-karya lebih dari empat puluh negara di seluruh dunia, mulai dari Australia hingga Argentina, Meksiko hingga Makedonia, Peru hingga Pakistan, dan Uganda hingga Ukraina.
EEF menjadi ajang yang bergengsi karena Mempunyai seleksi ketat dalam standar pembuatan Gambar hidup yang sangat tinggi. Banyak karya berasal dari mahasiswa Gambar hidup, beberapa di antaranya belajar di University of The West of England (UWE) dan MetFilm School di Ealing. EEF sendiri sangat terbuka menerima karya generasi muda yang dinilai mewakili masa depan industri Gambar hidup.
EEF bertujuan Demi menayangkan sebanyak mungkin Gambar hidup di bioskop lokal, memberikan kesempatan bagi para sineas Demi merasakan sensasi menyaksikan karya mereka di layar lebar. Beberapa karya paling artistik, termasuk animasi dan Gambar hidup eksperimental, akan ditampilkan dalam suasana megah di Pitzhanger Manor & Gallery.
Perjalanan Marco dalam Industri Gambar hidup
Marco Jonathan Suthya yang akrab dipanggil Marco adalah Pengarah adegan Gambar hidup lulusan Sarjana Perfilman dari University of The West of England, yang Demi ini bergabung dalam Just Just Productions. Just Just Productions merupakan perusahaan hiburan berbasis komunitas di Inggris yang memproduksi Gambar hidup dan animasi. Di perusahaan ini Marco menjabat sebagai Company Director, Creative Director, Creative Director & Chief of Visual Development and Post Animation.
Minatnya dalam dunia Gambar hidup telah terlihat sejak ia Tetap di Indonesia, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan ke Inggris. Demi menempuh pendidikan di Inggris itulah, Marco akhirnya menemukan gaya khasnya dalam seni perfilman.
Debut Marco sebagai Pengarah adegan di Inggris diawali dari Gambar hidup “Inception of Silence” dan Gambar hidup berikutnya “Response,” yang kemudian melahirkan gaya khasnya yakni seni bercerita. Gambar hidup “Inception of Silence” masuk dalam nominasi di ajang Royal Television Society West of England Student Awards di tahun sebelumnya, menyusul “Peace Process” di tahun 2025.
Proyek Gambar hidup tersebut membuatnya bereksperimen dan mengeksplorasi gaya Gambar hidup Terinci, yang pada akhirnya mengantarkannya pada pemahaman yang lebih mendalam tentang visi kreatifnya.
Marco percaya melalui karyanya di industri perfilman, ia dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan berharga yang akan menginspirasi orang-orang di sekitarnya.
“Melalui Gambar hidup saya Mau berbagi cerita-cerita yang menginspirasi dan menghibur. Saya percaya bahwa Gambar hidup Mempunyai kekuatan Demi menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya,” ucap Marco.
“Dengan Lanjut berkarya, saya berharap dapat mencapai impian saya, membawa nama Indonesia semakin dikenal di dunia perfilman,” pungkas Marco.

