Banyak Konsumsi Gula saat Kecil Jadi Investasi Penyakit Ketika Dewasa

Banyak Konsumsi Gula saat Kecil Jadi Investasi Penyakit Ketika Dewasa
Ilustrasi(freepik.com)

KONSUMSI gula berlebihan pada usia dini justru memberikan dampak yang mengerikan ketika dewasa. Sayangnya banyak orang tua yang tidak mengetahui hal tersebut. Anak cenderung diberikan makanan dan minuman manis yang berlebihan dengan berbagai alasan.

Dokter dan Spesialis Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, mengatakan kelebihan gula akan menekan daya tahan tubuh, meningkatkan kasus infeksi akibat bakteri, virus maupun jamur baik di pencernaan, pernafasan, telinga dan lainnya. Termasuk peningkatan adrenalin, hiperaktivitas, kecemasan, kesulitan konsentrasi dan kapasitas belajar.

“Bagaimana pun juga gula merupakan kalori berlebih yang dapat mengganggu konsentrasi dan kapasitas belajar. Selain itu akan meningkatan kasus alergi, memperburuk penglihatan, merusak gigi dan menghambat penyerapan kalsium,” kata Tan Shot Yen dalam media briefing secara daring, beberapa waktu lalu.

Cek Artikel:  Waspadai Risiko Alergi dari Kasur dan Sofa

Baca juga : Beleid Cukai Minuman Berpemanis Dapat Turunkan Kasus Obesitas hingga Jantung Koroner

Bukan sampai disitu, konsumsi gula yang berlebihan pada anak dapat menghambat penyerapan protein, mempermudah timbulnya sakit kepala dan migren, mempengaruhi gelombang otak delta, alfa dan beta. Kemudian menyebabkan depresi dan prilaku anti-sosial, menyebabkan gangguan hormonal terutama saat akil balik, memperburuk episode epilepsi, hingga investasi semua penyakit di usia dewasa.

Dengan begitu banyaknya bahaya, sayangnya kebiasaan konsumsi makanan manis sudah terjadi sejak kecil. Bahkan 50,1% anak usia 3-4 tahun sudah terbiasa mengonsumsi makanan manis. Kemudian pada usia 5-9 tahun 49,1% minimal 1 kali sehari mengonsumsi makanan manis.

“Dengan kebiasaan tersebut muncul kebiasaan makan makanan manis. Sehingga prevalensi pra diabetes remaja usia 15-24 tahun di Indonesia capai 10,8%,” ujarnya.

Cek Artikel:  Tak Banyak Diketahui, Kenali Penyakit Langka 7 Syndrome

Baca juga : WHO Sebut Pemanis Non-Gula Tak Dapat Kurangi Berat Badan dan Picu DM Tipe 2

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut 96% orang Indonesia sering mengomsumsi produk manis karena rasanya enak; 91% mudah didapat;dan 79,3% beralasan murah. Bahkan 43% masyarakat Indonesia tidak tahu bahaya sering mengonsumsi produk manis.

Waspadai gula tersebunyi

Produk makanan dan minuman seringkali menggunakan gula rafinasi yang berasal dari gula pasir, sirop dan sebagainya sehingga itu yang membuat semakin berbahaya. Terdapatpun gula yang bisa dimanfaatkan berasal dari gula kompleks seperti ubi, jagung, umbi, sagu, dan sayur.

Baca juga : Cegah Pusingkatan Penderita Diabetes, Konsumsi Gula Harus Diatur

Cek Artikel:  11 Langkah Menghilangkan Komedo di Hidung dengan Bahan Alami

Konsumsi gula sebisa mungkin menghindari kemasan pabrik serta waspadai gula tersembunyi pada pangan kemasan. Gula tersembunyi sering diberi nama manitol, sorbitol, xylitol dan sebagainya.

“Gula tersembunyi juga menggunkana istilah ajaib seperti sirup jagung yang merupakan high fructose corn syrup yang sebenarnya produk olahan pabrik,” pungkasnya.

Selain itu ada juga gula arn, gula merah, dan imbuhan madu yang juga merupakan glua fluktosa. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai