
ASOSIASI Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengecam Denda Pelarangan bermain selama 12 bulan yang dijatuhkan oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI kepada kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes.
APPI berpendapat bahwa hukuman tersebut Bukan layak dan Bukan adil, mengingat Yuran hanya mengekspresikan ketidakpuasan melalui akun Instagram pribadinya.
“Hukuman tersebut sangat Bukan layak dan Bukan adil buat Yuran karena dia hanya menyampaikan pendapat yang mana hal tersebut diatur dan dilindungi oleh Konstitusi kita sebagaimana diatur dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945,” demikian bunyi pernyataan APPI pada Minggu (11/5).
Mereka juga menambahkan bahwa hukuman ini berpotensi mengancam kebebasan berpendapat pesepakbola lainnya.
Denda ini muncul setelah Yuran mengkritik kinerja wasit melalui unggahan di media sosial setelah pertandingan melawan PSS Sleman pada 3 Mei 2025. Dalam duel tersebut, Eksis dua insiden kontroversial terjadi.
Pada menit ke-13, gol sundulan Yuran dianulir wasit Nendi Rohendi karena sang pemain dianggap lebih dulu melakukan dorongan ke salah satu pemain PSS. Menit ke-60, gol Gustavo Tocantins disahkan meski sang pemain lebih dulu melanggar bek PSM yakni Syahrul Lasinari.
Bek asal Cape Verde tersebut kemudian mengkritik kinerja dan profesionalisme perangkat pertandingan di akun media sosial Instagram pribadinya, @yur4nfenandes. Tapi, unggahan tersebut kemudian dihapus, dan sang pemain meminta Ampun secara terbuka karena telah menimbulkan kegaduhan.
APPI menilai bahwa tindakan Yuran Sebaiknya dipandang sebagai masukan konstruktif Demi perbaikan dalam sepak bola Indonesia.
Achmad Jufriyanto, bek Persib Bandung sekaligus Wakil Presiden APPI, ikut menyuarakan solidaritas. Ia menyebut bahwa apa yang diungkapkan Yuran harusnya dipandang sebagai introspeksi dan masukan Demi pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia. Bukannya direspons dengan hukuman berat.
“Tentu sebagai sesama pesepakbola, kami ikut berkeberatan atas putusan Komdis tersebut karena putusan tersebut dikhawatirkan akan mengancam kebebasan berpendapat para pemain. Kami akan memberikan support dan dukungan penuh kepada Yuran Fernandes,” ujar pemain 38 tahun tersebut.
Respons serupa juga datang dari Instruktur kepala PSM Makassar yakni Bernardo Tavares. Ia bahkan heran dengan beratnya hukuman yang diterima pemilik nomor punggung 4 tersebut.
“Saya Ingin mempertanyakan kenapa (hukumannya) harus 12 bulan kepada Yuran? Dia Bukan layak mendapatkannya, dan ini Bukan pernah terjadi di manapun,” ujar Tavares.
Begitu ini, manajemen klub berjuluk Laskar Ramang sedang menyiapkan banding atas Denda Yuran. Upaya tersebut juga mendapat dukungan penuh dari APPI. Lebih jauh, APPI sudah berkomunikasi dengan FIFPRO dan FIFPRO Divisi Asia/Oceania Demi melaporkan hal ini ke FIFA. (E-2)

