Annus Horribilis Pep Guardiola

Annus Horribilis Pep Guardiola
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

KEKALAHAN 2-3 di Stadion Etihad pada pekan Lampau Membangun Josep Guardiola sadar bahwa Cita-cita bagi Manchester City bertahan di ajang Aliansi Champions sudah sirna. Ia Mengerti mustahil bagi tim asuhannya Kepada Bisa membalikkan keadaan karena pertandingan kedua Rabu malam Lampau harus dimainkan di Stadion Bernabeu.

Bukan salah bila sebelum berangkat ke Madrid, ia mengatakan bahwa Kesempatan lolos the Citizens hanya tinggal 1%. “Kecil sekali Kesempatan Kepada Bisa menang di Bernabeu. Saya hanya berharap agar Sekalian pemain Bisa Membangun para pemain Real Madrid Bukan mudah Kepada menghadapi kami dan memenangi pertandingan,” kata Pep Guardiola sehari sebelum berangkat.

Tetapi, Cita-cita itu tinggal Cita-cita. Sejak menit ke-4 Real Madrid sudah menjebol gawang Ederson. Ujung tombak Kylian Mbappe, pada Rabu malam itu, Betul-Betul menjadi momok bagi pertahanan Manchester City.

Tiga gol yang dicetak penyerang muda asal Prancis itu Membangun Pep Guardiola setiap kali hanya Bisa kembali duduk di bangku tim Kepada menarik napas dan mengambil botol minum guna membasahi tenggorok yang tiba-tiba mudah kering. Gol balasan yang dicetak Nico Gonzalez beberapa Demi sebelum bubaran hanya merupakan pelipur lara.

Dua kekalahan dari Real Madrid Bukan hanya menyingkirkan Manchester City dari arena, tetapi juga Membangun the Citizens terpuruk ke titik nadir. Mereka bukan hanya kalah 3-6 secara agregat, melainkan juga tampil sebagai tim yang kalah kelas dari sang Pemenang bertahan.

Para pemain the Citizens yang selama ini Bisa memaksa pemain Musuh Kepada mengejar-ngejar bola kali ini mereka yang hanya Bisa berlari ke sana kemari. Kecepatan Mbappe Kepada memanfaatkan bola daerah Bukan Bisa dihentikan center-back sekelas Ruben Dias atau John Stones.

Cek Artikel:  Hasil Aliansi 1 Persib Taklukkan Arema 3-1, Tyronne dan Kastaneer Jadi Bintang

Bahkan, Stones harus ditarik setelah gol pertama Mbappe karena cedera Demi mencoba menghadang penyerang Real Madrid. Cedera Stones menambah panjang deretan pemain Manchester City yang harus menjalani perawatan dan hal itu menambah pusing Pep Guardiola Kepada menyelamatkan tim asuhannya dari keterpurukan yang lebih dalam.

 

MIMPI Jelek

Musim kompetisi kali ini sepertinya menjadi tahun malapetaka bagi Pep Guardiola. Sentuhan emasnya dalam tujuh musim sebelumnya seakan-akan menghilang dari tangannya.

Manchester City tiba-tiba menjadi tim yang menua. Sekalian lininya begitu Ringkih dan Bukan terlihat Tengah sebagai satu kesatuan yang utuh. Pemain-pemainnya yang dulu begitu hebat tiba-tiba berubah menjadi mediocre.

Pep Guardiola bukan Bukan melakukan peremajaan tim. Ia mulai mematangkan Rico Lewis, Berkualitas sebagai bek kanan maupun gelandang. Lewis diharapkan Bisa cemerlang seperti halnya Phil Foden. Belum Tengah Erling Haaland, penyerang yang Kehausan gol dan menjadi pemain termahal di Aliansi Penting Demi ini.

Tetapi, Instruktur asal Spanyol itu menyadari bahwa peremajaan saja Bukan cukup. Bukan mengherankan Apabila pada jendela Januari Lampau, Pep Guardiola memasukkan Tengah lima pemain baru, Yakni Abdukodir Khusanov, Vitor Reis, Omar Marmoush, Nico Gonzalez, dan Claudio Echeverri.

Hanya, sepak bola bukanlah puzzle yang tinggal pasang. Butuh waktu bagi pemain Kepada menyamakan hati dan pikiran mereka sebagai sebuah tim. Pemahaman antarpemain Bukan Bisa terjadi seketika karena harus melalui kebersamaan yang cukup panjang.

Cek Artikel:  Hadapi Persik tanpa Bruno Moreira, Persebaya Tetap Incar Poin Penuh

Tiga pemain baru, Khusanov, Nico Gonzalez, dan Marmoush, Bukan Bisa mengangkat permainan the Citizens Demi menghadapi Real Madrid. Eksperimen Pep Guardiola Kepada membangkucadangkan Haaland yang semakin mandul Bukan membawa hasil yang memuaskan.

Pep Guardiola kini harus membangun kembali timnya dari Kosong. Ia Bukan mungkin Tengah berharap kepada pemain-pemain yang Eksis. Dias dan Stones bukan Tengah palang pintu yang Handal seperti musim-musim sebelumnya.

Hanya, pertanyaannya, Tetap adakah semangat dan keinginan dari Pep Guardiola Kepada membangun kembali Manchester City di tengah keterbatasan anggaran karena kebijakan ‘lebih besar pasak daripada tiang’ yang diterapkan selama 10 tahun terakhir?

Football Association menengarai adanya pelanggaran dalam tata kelola keuangan Manchester City. Eksis 115 tuduhan yang sekarang sedang diselidiki dan masuk tahap pembuktian. Pada Februari ini kemungkinan keputusan itu akan ditetapkan.

Kalau kesalahannya terbukti, Manchester City akan kehilangan pemotongan poin kemenangan yang sangat besar. Bahkan, bukan mustahil klub ‘Biru Langit’ itu akan turun Tiba kasta keempat di Aliansi Inggris.

Belum Tengah denda Dana yang harus mereka bayarkan. Sekalian itu akan Membangun Pep Guardiola kehilangan semangat menangani klub yang sudah delapan musim ia tangani. Tanpa Eksis dukungan finansial yang mencukupi, akan sulit bagi dirinya membangun Manchester City yang baru.

 

Musuh LIVERPOOL

Mimpi Jelek itu besar kemungkinan akan berlanjut pada Minggu malam nanti. The Citizens harus menjamu ‘calon Pemenang’ Liverpool di Stadion Etihad dengan pemain belakang yang compang-camping karena cedera.

Cek Artikel:  Patrick Kluivert sebagai Instruktur Timnas Indonesia: Antara Asa dan tantangan

Absennya Stones Membangun Pep Guardiola Bukan punya pilihan kecuali menurunkan Nathan Ake mendampingi Dias di jantung pertahanan atau pilihan lain menempatkan Khusanov sebagai center-back dan Lewis sebagai bek kanan.

Tetapi, tantangan terberat bagi Pep Guardiola ialah mengembalikan mental pemain asuhannya. Kekalahan dari Real Madrid Membangun moral pemain runtuh dan hanya empat hari istirahat Kepada memainkan partai neraka melawan Liverpool.

Satu yang menguntungkan Pep Guardiola ialah Liverpool harus memainkan jadwal pertandingan yang padat. Dalam dua pekan terakhir, mereka harus bermain lima kali. Elemen kelelahan Bukan dimungkiri menerpa Virgil van Dijk dan Rekan-Rekan.

Itu Bisa terlihat dari dua pertandingan tengah minggu Lampau yang harus dimainkan ‘tim Merah’. Mereka hanya Bisa bermain imbang 2-2 melawan Everton dan terakhir, Rabu Lampau, melawan Aston Villa.

Instruktur Arne Slot menghadapi tekanan yang berat. Apalagi Arsenal Maju menempel ketat ke tangga Pemenang. Keharusan Kepada menang agar Bisa menjauh dari kejaran the Gunners menjadi beban tersendiri bagi Liverpool.

Satu yang Membangun Liverpool akan bermain habis-habis besok malam ialah Musuh yang akan dihadapi adalah Manchester City. Setelah kemenangan 2-0 di Anfield pada Desember Lampau, Liverpool Mau mengukuhkan diri sebagai yang terbaik di Aliansi Premier. Itu Bukan cukup hanya menjadi Pemenang, tetapi harus Bisa mengalahkan the Citizens yang empat musim terakhir menjadi yang terbaik di Inggris. (X-5)

 

 

Mungkin Anda Menyukai