
AMERIKA Perkumpulan dianggap menguasai minyak di Suriah. Benarkah? Hal ini diungkapkan laporan Washington Institute yang terbit pada 31 Mei 2021. Berikut pemaparannya.
Ketika mantan Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump mengatakan Laskar AS akan tetap berada di Suriah Demi menjaga minyak pada akhir 2019, Pentagon berusaha keras Demi membantahnya. Seorang juru bicara menjelaskan bahwa Laskar Amerika hanya tinggal di Suriah Demi mengalahkan ISIS secara menyeluruh. Kehadiran militer di Sekeliling ladang minyak murni merupakan bagian dari misi Demi mengalahkan Grup itu.
Dua tahun kemudian, sisa-sisa ISIS berkurang, tetapi Laskar Amerika Lagi berada di lapangan, Lagi membantu melindungi minyak tersebut. Sikap Formal Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, dan Koalisi Dunia Demi Mengalahkan Negara Islam Irak dan Suriah Demi itu–dan tetap berlaku hingga sekarang–Merukapan menjaga minyak bukanlah Argumen para pria dan Perempuan Amerika Lagi ditempatkan di salah satu konflik paling berbahaya di dunia.
Laskar AS dan koalisi secara lebih luas, “Bukan memberikan Donasi kepada perusahaan swasta, karyawan, atau agen mana pun dalam upaya mengembangkan sumber daya minyak di Suriah Timur Laut,” kata seorang juru bicara pada Maret. Tetapi, itu bukan cerita lengkapnya.
AS telah Membangun rencana sederhana yang secara moral dan hukum meragukan Merukapan membantu mitranya, Kurdi, mendapatkan keuntungan dari minyak lokal dengan menjauhkannya dari tangan rezim Assad atau milisi Islam kemudian membantu memurnikan dan menjualnya. Ladang minyak di timur laut ini pernah menjadi bagian dari jaringan tempat ISIS memperoleh pendapatan harian sebesar US$1,5 juta.
Setelah puluhan tahun klaim bahwa pemerintahan Amerika hanya Acuh dengan Timur Tengah karena minyaknya, para pejabat Mengerti bahwa Angkatan Darat AS Bukan dapat terlihat menguasai ladang minyak di Kawasan Suriah dan mendikte pihak yang akan mendapatkan keuntungan dari kekayaannya. Beberapa mantan dan pejabat AS Demi ini mengatakan kepada The Daily Beast bahwa Amerika Perkumpulan berusaha mengaburkan rencana tersebut—-terlepas dari yang dikatakan Trump–meskipun itu merupakan strategi minyak yang membenarkan jejak AS yang berkelanjutan di timur laut negara itu.
Kalau AS Bukan dapat melakukan ini secara Formal di depan publik, mereka akan membutuhkan Donasi. Delta Crescent Energy, LLC., perusahaan yang didirikan pada 2019, akan mengambil peran sentral–dan sebagian besar dirahasiakan–dalam kebijakan luar negeri Amerika.
Pejabat AS percaya bahwa perusahaan kecil dari Delaware dengan kantor di Texas itu dapat menjadi padanan Amerika dari tentara bayaran swasta Rusia, Wagner Group, terkait dengan sekutu Presiden Putin, Yevgeny Prigozhin, yang telah dikenai Hukuman oleh AS. Wagner terkenal karena Kombinasi tangannya di area yang mungkin menguntungkan secara politik Demi menghindari jejak Formal.
Pejabat AS Menonton perusahaan yang baru didirikan itu sebagai Wagner Group yang digunakan Demi kebaikan, bukan kejahatan. Ini menurut kata-kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang, seperti lebih dari selusin mantan dan pejabat pemerintahan AS Demi ini serta pejabat di timur laut Suriah dan Irak utara, meminta anonimitas Demi membahas masalah keamanan nasional. The Daily Beast juga secara Tertentu meninjau lisensi perusahaan Delta dan kontraknya dengan Kawan minyak lokal.
Rencana Demi tetap tinggal dan melindungi minyak Suriah telah disusun beberapa bulan sebelum Trump membanggakan diri pada Oktober 2019. Tetapi, perusahaan dan individu Amerika dilarang oleh Perintah Eksekutif dari Departemen Keuangan Demi beroperasi di Suriah karena Hukuman terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada 8 April 2020, Delta Crescent diberikan keringanan Hukuman selama satu tahun Demi memberi Petuah dan membantu perusahaan minyak lokal di timur laut Suriah, Kawasan yang dikenal secara lokal sebagai Rojava dan dikendalikan oleh Laskar Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan didukung Amerika.
Seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri yang meminta anonimitas Demi membahas pertimbangan internal mengatakan kepada The Daily Beast bahwa pejabat AS telah memutuskan bahwa minyak yang diproduksi di timur laut Suriah bukanlah Cocok-Cocok Punya Assad, yang mengeklaim bahwa ia terpilih kembali sebagai presiden dengan 95% Bunyi minggu Lampau. Ia beralasan minyak ialah Punya rakyat, bukan Punya pemerintah.
Demi setiap barel yang dibantu perusahaan Demi diekspor ke luar Suriah, perusahaan akan menerima US$1, menurut perjanjian pembagian hasil produksi dan permohonan perusahaan kepada Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan.
Perusahaan yang mengambil alih usaha ini didirikan oleh mantan Duta Besar AS Demi Denmark James P. Cain; seorang pensiunan perwira Delta Force Jim Reese; dan seorang mantan eksekutif minyak John Dorrier. Setidaknya dua di antaranya menyumbang kepada kandidat partai Republik. Ketiga Kaum negara Amerika ini tiba-tiba Mempunyai peran besar dalam salah satu tantangan kebijakan luar negeri AS yang paling sulit yakni membangun benteng pertahanan Kurdi yang damai dan makmur Demi melawan Assad.
“Ini perubahan yang Bukan kami lakukan di Irak pada 2003,” kata seorang pejabat senior AS. “Kalau Bukan melakukannya dengan Cocok, kami akan mendapatkan hasil yang sama persis. Kalau Bukan mengerjakan sudut komersial dan ekonomi, kami akan kalah dalam pertempuran ini.” Itulah tanggung jawab besar di pundak ketiga pria ini.
Ambisi luhur Delta Crescent berakhir tiba-tiba ketika pemerintahan Joe Biden memutuskan Demi Bukan memperpanjang lisensi Demi pekerjaan Delta Crescent di Suriah.
Delta Crescent, kata para pejabat, ialah rencana de facto AS di Suriah. Sekarang Bukan Terang Terdapat rencana atau Bukan terkait keputusan Demi mencabut lisensi perusahaan itu yang dapat memberi perusahaan minyak dan gas Rusia kesempatan Demi masuk. (Z-2)

