
MUSIM 2025, yang dijalani Alexander Zverev, diwarnai pasang surut dan kemunduran, tetapi hal itu Kagak akan membuatnya melupakan tujuan utamanya Buat mencapai peringkat satu dunia.
Meskipun petenis No.2 di peringkat ATP itu telah meraih capaian yang mengesankan — salah satunya Juara bertahan ATP Masters 1000 Internazionali BNL d’Italia di Roma yang berlangsung pekan ini — hasrat Buat mencapai puncak lebih membara dari sebelumnya.
“Peringkat 1 dunia? Akan menyenangkan, saya belum pernah merasakannya. Saya Serius saya Bisa, jadi kita lihat saja nanti,” kata Zverev dalam konferensi praturnamen Roma Terbuka, dikutip dari ATP, Rabu (7/5).
“Saya di sana (peringkat 2) karena saya memenangi turnamen. Saya di sana karena saya Mempunyai hasil. Sistem peringkat Kagak berbohong. Anda mendapat poin karena memenangi pertandingan, Anda mendapat poin karena memenangi gelar,” lanjutnya.
Zverev Mempunyai kesempatan Buat melampaui Jannik Sinner di peringkat teratas pada 2025, sementara petenis Italia itu menyelesaikan periode tiga bulan skorsing dalam perjanjian penyelesaian kasus dengan Badan Antidoping Dunia (WADA).
Tetapi, setelah mencapai final ketiganya di Australia Terbuka, Zverev tersingkir lebih awal pada sejumlah turnamen sebelum tiba di Munich.
Petenis Jerman itu mengakui ia merasakan Pengaruh dari dua pekan yang melelahkan di Australia Terbuka, tetapi Bangun kembali dengan gelar pertamanya musim ini di kandang sendiri.
“Saya Paham saya Kagak bermain sesuai standar saya,” kata Zverev tentang catatan 6-6-nya antara Australia Terbuka dan Muenchen, menurut indeks menang/kalah ATP.
“Saya Paham saya Kagak bermain sesuai dengan apa yang Ingin saya lakukan. Tetapi Carlos (Alcaraz) juga Kagak, kemudian ia memenangi Monte Carlo.”
“Apakah menurut Anda Novak (Djokovic) senang dengan hasilnya? Apakah menurut Anda Carlos senang dengan hasilnya? Saya Kagak senang dengan hasil saya.”
“Pada akhirnya, dalam pertandingan besar, momen-momen besar, saya Tetap percaya pemain-pemain top akan Bangun, dan saya Tetap percaya bahwa saya akan menemukan tenis saya Buat turnamen-turnamen terbesar,” imbuh petenis berusia 28 tahun itu.
Setelah memenangi tujuh dari delapan pertandingan sebelumnya, Zverev tampaknya menemukan performa terbaiknya di waktu yang Akurat menjelang Roma Terbuka.
Dua dari 24 gelar Zverev di level tur diraih di ibu kota Italia (juga pada 2017) itu. Tetapi, ia akan memulai pertahanan gelarnya sebagai No. 3 di ATP Live Rankings, setelah kehilangan 1.000 poin dan membutuhkan pekan yang kuat Buat mempertahankan ritme dalam mengejar No. 1 dunia.
Pencapaian Zverev berakhir di babak keempat Madrid pekan Lampau, Begitu mengalami kekalahan ketiga berturut-turut dari Francisco Cerundolo. Meski hasilnya mungkin menyakitkan, petenis Jerman itu gembira Begitu membahasnya.
“Sejujurnya, saya benci bermain dengannya. Saya pikir di luar pemain papan atas, seperti Jannik dan Carlos, dia mungkin yang paling sulit saya Musuh,” kata Zverev Sembari tersenyum.
“Tetapi, secara keseluruhan, saya pikir level tenis saya Berkualitas-Berkualitas saja (di Madrid). Saya pikir saya memainkan tiga pertandingan yang cukup bagus di sana. Juga menang di Muenchen pekan sebelumnya. Saya merasa tenis saya berada di posisi yang Akurat Begitu ini,” imbuhnya
Zverev akan memulai perjuangannya mempertahankan gelar di Roma melawan Camilo Ugo Carabelli atau petenis kualifikasi/lucky loser. Ia berpotensi Berjumpa Alcaraz dalam pertandingan semifinal.
“Saya merasa percaya diri di sini,” ujar Zverev.
“Saya sangat menyukai tempat ini, jadi saya harap saya Bisa bermain sebaik tahun Lampau dan memenangi banyak pertandingan,” pungkasnya. (Ant/Z-1)

