Ajak Siswa Kelola Limbah Laut Lewat Edukasi Ghost Net

Ajak Siswa Kelola Limbah Laut Lewat Edukasi Ghost Net
Pelajar diajak mengolah limbah laut.(Dok Pelindo)

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengajak para siswa SMPN 53 Kalibaru, Jakarta Utara, Kepada lebih Acuh terhadap isu limbah laut melalui program edukasi bertema ghost net. Kegiatan ini diikuti Sekeliling 60 siswa kelas VII dan VIII. Sebagian besar peserta berasal dari keluarga nelayan di Daerah pesisir Kalibaru.

Dalam pelaksanaannya, Pelindo menggandeng dua organisasi Kawan, Ialah Parongpong RAW Lab dan Divers Clean Action, yang berpengalaman mengolah limbah laut dan kampanye edukasi lingkungan.

“Para siswa diperkenalkan berbagai isu terkait pencemaran laut oleh ghost net, atau jaring ikan bekas Guna yang dibuang ke laut. Jaring ini sering mengganggu ekosistem laut karena sulit terurai dan dapat menjebak biota laut selama bertahun-tahun. Selain menyampaikan dampaknya, para fasilitator juga memperlihatkan bagaimana limbah tersebut dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomi, seperti meja, kursi, atau bahan dasar pondasi bangunan,” kata Department Head Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo, Febrianto Zenny, di Jakarta, melalui keterangannya, Jumat (20/6).

Cek Artikel:  Kendalikan Pencemaran, Pemkab Bekasi Uji Berkala Kualitas Air Sungai

Febrianto mengatakan limbah jaring nelayan selama ini kurang mendapat perhatian dan sulit didaur ulang. Melalui kegiatan ini, para siswa ditunjukkan bahwa pengelolaan limbah bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga membuka Kesempatan ekonomi yang Bisa dirasakan masyarakat pesisir. Program edukasi ghost net ini merupakan bagian dari proyek percontohan yang dijalankan Pelindo sejak akhir 2024.

Kalibaru dipilih sebagai Posisi awal karena Mempunyai tingkat pencemaran laut yang cukup tinggi dan potensi komunitas yang aktif. Di Daerah ini, Pelindo juga membina bank sampah di RW 06, melakukan pelatihan rumah tangga nelayan, dan memberikan edukasi lingkungan secara reguler kepada siswa sekolah.

Febrianto menambahkan, kegiatan ini menjadi bagian dari innovasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo melalui kerja sama dengan startup lingkungan yang difokuskan pada pengelolaan Daerah pesisir. Pendekatan yang digunakan Enggak semata-mata teknis, tetapi juga menyentuh aspek perubahan perilaku masyarakat dan menggabungkannya dengan sentuhan teknologi Kepada pengolahan sampah.

Cek Artikel:  Ganja dan Sabu Senilai 106 Miliar Dimusnahkan

Dalam sesi edukasi, siswa dilibatkan melalui metode interaktif, seperti pretest dan posttest, permainan tematik, serta Percakapan pentingnya penggunaan teknologi Kepada mendorong innovasi agar pengolahan sampah dapat dilakukan lebih efektif Kembali.

Sementara itu, Rencana & Managing Manager CSR Program Pelindo, Bayu Widyafrasta menjelaskan, hingga pertengahan Juni 2025, proyek pengumpulan ghost net di Kalibaru telah berhasil menghimpun Sekeliling 900 kilogram limbah jaring. Limbah ini kemudian diolah oleh Parongpong RAW Lab menggunakan teknologi Prototiles, dan hasilnya dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di sekolah-sekolah, termasuk SMPN 53 Kalibaru.

Pelindo menargetkan pengumpulan hingga 2 ton ghost net hingga akhir program tahun ini. Selain itu, perusahaan juga mendorong replikasi model ini di sejumlah kawasan pesisir lain di Indonesia. Upaya tersebut sejalan dengan misi Pelindo sebagai badan usaha Punya negara yang tak hanya berperan sebagai operator pelabuhan, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan sosial dan lingkungan di Daerah operasionalnya.

Cek Artikel:  Suswono Harap Janda Kaya di Jakarta Nikahi Pria Nganggur Seperti Khadijah Istri Rasul

“Solusi atas persoalan limbah laut Enggak Bisa hanya mengandalkan pendekatan teknis. Harus dimulai dari akar, yakni edukasi dan pemberdayaan komunitas. Kami Mau perubahan ini Pas-Pas terasa dan berdampak jangka panjang,” ujarnya. (E-4)

Mungkin Anda Menyukai