Kemenhan RI Lakukan Pengadaan Rudal untuk Kemandirian Pertahanan Indonesia

Kemenhan RI Lakukan Pengadaan Rudal untuk Kemandirian Pertahanan Indonesia
Penandatanganan kontrak kerja sama pengadaan Rudal Permukaan ke Permukaan Çakir dan Rudal Pertahanan Udara Sungur dengan Republikorp Indonesia.(MI/HO)

KEMENTERIAN Pertahanan menandatangani kontrak kerja sama pengadaan Rudal Permukaan ke Permukaan Çakir dan Rudal Pertahanan Udara Sungur dengan Republikorp Indonesia. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan, Marsdya TNI Yusuf Jauhari, dan Founder Republikorp, Kebiasaann Joesoef, di depan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Secretary of Turkish Defence Industries, Haluk Görgün, Senin (26/8).

Kerja sama pengadaan rudal ini merupakan langkah penting dalam membangun industri pertahanan nasional yang mandiri. Dengan kemitraan ini, pemerintah tidak hanya akan memiliki industri pertahanan yang kuat, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung industri pertahanan internasional.

Selain penandatanganan kerja sama pengadaan rudal, Republikorp Indonesia juga menandatangani kerangka kerja sama atau framework dengan ASELSAN dan ROKETSAN. 

Cek Artikel:  Istana Pernyataan Jokowi Ditinggalkan Ramai-ramai adalah Candaan

Baca juga : Dukung Pertahanan Negara, Pertamina Patra Niaga Pasok BBM & Pelumas untuk Kemenhan dan TNI

Kebiasaann Joesoef, mewakili Republikorp, mengatakan pihaknya sangat antusias bekerja sama dengan ASELSAN dalam produksi Sistem Senjata Kendali Jarak Jauh (RCWS), serta dengan ROKETSAN dalam mendirikan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan produksi rudal seperti ÇAKIR, ATMACA, dan HISAR. 

“Kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan kapabilitas pertahanan kita tetapi juga mentransfer teknologi penting dari Turki ke Indonesia, yang akan memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan pertahanan kita,” ujar Kebiasaann.

Sebelumnya, Republikorp telah memiliki rekam jejak yang cemerlang dalam menjalin kerja sama peralatan militer dengan negara-negara besar. 

Baca juga : Presiden Dorong Menhan Perkuat Kerja Sama RI dengan Asing

Cek Artikel:  Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ruang Laut Jadi Tulang Punggung Infrastruktur Digital

Selama lima tahun terakhir, Republikorp telah membangun kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan global, termasuk LIG Nex1 dari Korea Selatan untuk produksi dan transfer teknologi rudal, serta mitra dari Slovakia untuk pengembangan turret TURRA 30 dari EVPU.

Kolaborasi-kolaborasi ini telah memperkuat kemampuan militer Indonesia dan menunjukkan komitmen Republikorp untuk mendiversifikasi teknologi pertahanan. 

Selanjutnya, di Italia, Republikorp juga mengembangkan kerja sama dengan Drass Galeazzi S.R.L. untuk perakitan kapal selam mini dan autonomous, serta dengan Fiocchi Munizioni S.p.A. dalam produksi amunisi. 

Baca juga : Respon Iran atas Serangan di Suriah Diduga Bikin Panik Israel

“Kemandirian dalam pasokan pertahanan militer penting untuk menjaga keamanan nasional dan kedaulatan sebuah negara. Dengan memproduksi peralatan dan senjata sendiri, kita dapat mengurangi ketergantungan pada negara lain, mencegah resiko embargo atau sanksi, dan memiliki kontrol penuh atas teknologi dan strategi militernya. Hal ini memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap ancaman dan memastikan kerahasiaan serta keamanan teknologi pertahanan,” ungkap Noran.

Cek Artikel:  Bawaslu sudah Minta KPU untuk Taati Putusan MK

Mengertin ini, Republikorp memasuki era baru dengan memulai kontribusi pada manufaktur industri pertahanan melalui pembangunan fasilitas di Subang. Fasilitas ini menjadi ujung tombak inovasi dan keberlanjutan dalam pengembangan senjata, amunisi, serta kendaraan taktis listrik modern, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan TNI di masa depan.

Dengan kemitraan strategis dan investasi yang terus meningkat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan pertahanan yang mandiri dan tangguh di kawasan. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai