Meja Makan Sekolah Buat Pendidikan Kepribadian

Meja Makan Sekolah untuk Pendidikan Karakter
(MI/Seno)

PROGRAM makan siang bergizi gratis (MSBG) sejatinya dapat berkembang menjadi ruang pembangunan Kepribadian anak bangsa secara nasional dan kolosal.

Berbeda dengan argumen yang banyak disuarakan, tulisan ini Mau menunjukkan bahwa program MSBG dapat direvitalisasi menjadi ruang pembangunan Kepribadian secara Pagi di sekolah. Menurut Ekonomis penulis, melalui MSBG, proses makan Berbarengan di sekolah dapat menjadi tempat pendidikan anak bangsa sejak Pagi terkait nilai-nilai universal, mengisi celah atas relatif minimnya perhatian pada pendidikan Kepribadian dalam pendidikan kita secara Standar.

Sejauh ini MSBG dipersiapkan Buat membangun anak-anak Indonesia sehat fisik serta kuat kognitif dalam kerangka keadilan sosial. Program yang merupakan kebijakan politik ikonik pemerintahan Prabowo-Gibran itu Mempunyai setidaknya beberapa tujuan. Salah satu di antaranya: meningkatkan gizi anak, mengurangi kelaparan, mengatasi kurang gizi, meningkatkan konsentrasi dan prestasi akademik, memberi kesempatan sama Buat belajar dan berkembang, serta memberi dukungan keluarga berpenghasilan rendah.

 

Makan siang dan life skill

Program makan siang di sekolah sudah banyak dilakukan di beberapa negara, termasuk Jepang dan negara-negara Skandinavia. Di negara-negara tersebut implementasi program sudah melampaui tujuan pembangunan fisik dan kognisi. Makan siang (gratis) di tingkat sekolah dasar (SD), selain menanamkan pola makan sehat, pada Ketika yang sama ialah instrumen menanamkan nilai-nilai universal kepada anak-anak sejak usia awal. Melalui meja makan sekolah, program sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai bagi anak-anak secara nasional ditanamkan.

Cek Artikel:  Menggagas Pembiayaan UKT Demi Keberlanjutan Pendidikan Tinggi di Indonesia

Belajar dari Jepang, misalnya, dengan koordinasi multisektoral, program makan siang dipersiapkan matang, dilengkapi dengan pendidikan keterampilan hidup (life skill) yang Bermanfaat bagi masa depan anak-anak mereka. Membangun keterampilan ini esensial mengingat rentang usia anak-anak SD bukan saja merupakan periode kritis perkembangan fisik dan pertumbuhan kognisi, melainkan juga sangat berharga bagi penguasaan keterampilan yang dibutuhkan bagi kehidupan mereka kelak di masyarakat.

Paling Enggak makan siang di sekolah juga dapat memberikan beberapa keterampilan hidup, seperti kemandirian dan tanggung jawab, kerja sama dan etika sosial, serta kesadaran gizi dan apresiasi terhadap makanan.

Di luar hiruk pikuk mengenai pelaksana makan siang bergizi gratis, acara makan Berbarengan di kelas dapat menjadi ruang pembelajaran siswa Buat Berdikari dan proporsional. Siswa dididik Mempunyai tanggung jawab yang sama, seperti menyiapkan meja, menata makanan, mengambil makanan sesuai Bagian mereka, bertanggung jawab pada Bagian yang mereka pilih sebagai bentuk kesadaran tentang nilai makanan dan makanan sisa (food waste), serta membersihkan perkakas dan tempat yang telah digunakan secara Berbarengan. Dalam proses ini, meski dalam skala kecil, terdapat kepingan mengenai pendidikan kemandirian individu dan tanggung jawab sosial yang ditanamkan.

Selain itu, meja makan di sekolah adalah ruang praktik etika sosial. Anak-anak diajari berbagi, mengantre, menunggu giliran, serta saling menghormati. Juga, di Rendah bimbingan para guru, anak-anak diperkenalkan dengan kerja tim yang mana kerja sama dan gotong royong diterapkan mulai merapikan dan mengatur meja, mengatur pembagian makanan, proses makan Berbarengan, serta membersihkan tempat dan perkakas setelah kegiatan selesai. Kerja sama tim menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak di tengah kuatnya lingkungan sekolah dan masyarakat mendorong kompetisi secara banal.

Cek Artikel:  Performans Siswa, Kudapan, dan Susu

Ketika makan Berbarengan berlangsung, pelajaran etika makan Berbarengan (table manner) juga disosialisasikan dan dibangun konstruksinya. Anak-anak secara Pagi diajari Metode makan yang secara universal dianggap ‘sopan dan diterima.’ Sejak Pagi, anak sudah diperkenalkan dengan etiket meja makan yang akan Bermanfaat sepanjang hidup mereka.

Lebih jauh, meja makan sekolah menjadi medan pembangunan pola makan sehat. Di meja makan sekolah, anak-anak belajar tentang pentingnya makanan sehat, nutrisi, serta komposisi makanan. Kesadaran kolektif mengenai pola makan sehat dapat dibentuk di tempat ini. Meski banyak keluarga yang sudah menerapkan pola makan sehat, lebih banyak keluarga-keluarga yang menerapkan pola seadanya bagi anak-anak mereka.

Sosialisasi mengenai makanan sehat dapat mengurangi Pengaruh iklan makanan Segera saji yang jor-joran dijumpai di Nyaris Sekalian saluran media arus Penting maupun media sosial. Makan siang di sekolah menjadi penyangga sekaligus ruang Konkret yang mana makanan sehat diperkenalkan dan dinikmati.

Cek Artikel:  Korupsi Elite dan Drama saling Sandera

Yang lebih Krusial, makan Berbarengan di sekolah menjadi sarana belajar menghargai makanan sebagai hasil rantai kerja keras dan kerja panjang banyak pihak. Anak-anak diberikan pemahaman bagaimana makan secukupnya dan menghindari pemborosan. Kepada anak-anak ditanamkan kesadaran dan apresiasi atas setiap suap makanan yang dikonsumsi berasal dari kerja keras para petani, nelayan, serta banyak pihak.

Juga, ketika makanan sisa menjadi isu di banyak negara maju, pendidikan nilai-nilai dalam MSBG menjadi sarana membangun kesadaran anak-anak tentang pentingnya setiap butir nasi dan setiap gigitan makanan. Dari meja makan sekolah, isu besar mengenai food waste tampak Konkret dan Dapat diantisipasi.

 

Penutup

Peribahasa yang Standar didengar menyatakan it takes a village to raise a child dengan pesan bahwa dibutuhkan partisipasi banyak pihak dalam mendidik anak. Lingkungan yang Kondusif dan sehat bagi anak-anak Buat tumbuh dan berkembang memerlukan keterlibatan banyak pemangku kepentingan.

MSBG ialah kebijakan strategis yang potensial menjadi warisan Kekal pemerintahan ini. Program MSBG dapat menjadi par excellence ketika dapat menyentuh aspek pembangunan Kepribadian. Program tersebut dipandang relevan dan dapat berdampak Konkret manakala pendekatannya dilengkapi pendidikan life skill di dalamnya. Singkatnya, MSBG dapat menjadi ruang kolosal membangun masa depan anak-anak bangsa Bagus fisik, kognisi, maupun Kepribadian mereka. Dari meja makan sekolah, sejatinya batu bata masa depan peradaban anak-anak Indonesia Dapat dipersiapkan.

Mungkin Anda Menyukai