PSIKOLOG klinis dan direktur Hope for Tomorrow Psychology Centre Dr Sng Khai Imm, mengatakan stereotip gender kerap Membikin anak Perempuan diharapkan menunjukkan perilaku tertentu yang Membikin mereka terlihat “sempurna” – seperti teliti, rapi, dan Giat.
Studi Lego menemukan masyarakat tujuh kali lebih mungkin mengaitkan kata-kata seperti Elok, indah, manis, dan imut dengan anak Perempuan. Sementara anak Pria mendapatkan kata-kata seperti berani, jenius, keren, dan inovatif.
Anak Perempuan mengatakan kepada para peneliti bahwa kata-kata seperti imajinatif, berani, dan menginspirasi dianggap lebih membangkitkan semangat.
Baca juga : Awas Akibat Perfeksionisme pada Remaja Perempuan
Selain itu, 80% dari anak Perempuan mengaku akan kurang takut mencoba hal-hal baru Kalau kesalahan dipuji lebih sebagai Kesempatan Kepada belajar. Sembilan dari 10 percaya kepercayaan diri mereka akan meningkat, Kalau orang dewasa lebih Pusat perhatian pada proses kreatif daripada hasil akhir.
Konselor Dan Ng mengatakan mengubah Pusat perhatian dari hasil ke menikmati proses adalah kuncinya.
Orangtua juga harus Memperhatikan kompetensi dibandingkan dengan kesempurnaan. Mereka Dapat mulai dengan memahami pemicu stres anak-anak mereka dengan lebih Bagus, menghindari jadwal yang terlalu padat, dan memberikan waktu istirahat yang cukup Kepada beristirahat dan melepaskan diri.
Baca juga : Melakukan Sleep Hygiene Ketika Menstruasi Bantu Tidur Lebih Nyaman
Dr Sng menekankan bahasa adalah kunci. “Apa yang kita katakan kepada anak Krusial. Kalau orang di sekitarnya berbicara dengan Bagus dan menekankan hal-hal yang Betul, ini akan membantunya menginternalisasi pesan-pesan ini.”
Kata-kata dorongan yang positif menyampaikan pesan anak dicintai tanpa syarat dan Bukan perlu menjadi “sempurna”.
Metode lain Kepada membantu anak Perempuan mengelola perfeksionisme meliputi:
- Mengingatkan mereka Kepada menetapkan tujuan realistis dengan memecah tujuan besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan terjangkau
- Mempraktikkan belas kasih diri ketika segala sesuatunya Bukan berjalan sesuai keinginan
- Berfokus pada pola pikir pertumbuhan dan Memperhatikan proses, bukan hanya tujuan akhir
- Menerima tindakan yang Bukan sempurna di mana konsistensi lebih Krusial daripada hasil yang hebat
- Mencari dukungan Ketika mereka menghadapi kecemasan tinggi
- Mengutamakan perawatan diri Kalau stres meluap dan menyebabkan masalah kesehatan atau kesejahteraan
Pada akhirnya, melepaskan pola pikir perfeksionisme akan bermanfaat bagi anak-anak karena memungkinkan mereka Kepada menjadi kreatif dan bebas dari Cita-cita dan Kebiasaan sosial.
Dr Sng memberikan satu Petuah ini: Bukan Eksis yang pernah sempurna dan Bukan Eksis yang perlu menjadi sempurna. Kita Dapat menjadi diri kita sendiri dan kita harus menerima diri kita apa adanya. (CNA/Z-3)