Luhut Rayu China Riset Bareng Bikin Mobil Listrik di Indonesia

Liputanindo.id JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Ketika ini Indonesia tengah menarik minat dari Berbagai Corak pemain mobil listrik atau electric vehicle (EV) yang mewakili Separuh dari volume produksi Dunia.

Salah satu produsen EV Global yang tertarik Kepada pengembangan EV di Indonesia adalah Geely yang  merupakan salah satu produsen EV besar Global asal Tiongkok.

Baca Juga:
Sebelas Barang Impor Ilegal Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan, Penguasaan Produk China

“Kita sudah berbicara dengan pihak Geely sejak beberapa bulan Lewat, dan puncaknya pada dua hari Lewat di mana kita menawarkan Kepada riset Berbarengan (joint research) Kepada Membikin mobil EV di Indonesia,” kata Luhut kepada media dalam seminar di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Cek Artikel:  Optimalisasi Distribusi Gas 3 Kg ke Penduduk Miskin, Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Sistem Pendataan

Luhut menyebut Geely menyambut Berkualitas tawaran Kepada melakukan riset EV Berbarengan Indonesia.

Luhut pun sudah melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden pun menyambut Berkualitas dan menyetujui hal tersebut.

“Ketika ini kita sedang membicarakan hal teknis dan Presiden juga setuju,” katanya.

Dengan upaya tersebut Menko Marves optimis  menargetkan Indonesia pada 2025 atau 2026 sudah Bisa Mempunyai mobil listrik sendiri karya anak bangsa.

“Pada 2025 atau 2026 Indonesia sudah Bisa Mempunyai mobil listrik sendiri yang dibuat oleh anak bangsa,” ujar Luhut

Menurut Luhut, Ketika ini merupakan momentum terbaik bagi Indonesia Kepada Bisa Mempunyai dan memproduksi EV yang merupakan buah hasil karya anak bangsa.

Cek Artikel:  KPPU Segera Panggil Pihak Terkait, Imbas Rembesnya Gandum Pangan buat Pakan Ternak

Secara Dunia transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin Segera, dengan pangsa penjualan EV yang melampaui titik kritis.

Penjualan EV secara Dunia dapat tumbuh pesat setelah mencapai titik kritis 5 – 10 persen.

Adopsi EV menjadi lebih Segera karena adanya multiplier effect dari individu atau Grup yang menggunakan Ciptaan, produk atau teknologi baru sebelum digunakan oleh populasi yang lebih luas atau dikenal juga sebagai early adopters.

Sektor manufaktur juga Mempunyai titik kritis setelah penjualan EV mencapai 10 persen dari penjualan total. Penjualan EV dapat naik hingga tiga kali lipat.

“Bilaman Kembali kita punya mobil EV karya Indonesia. Jadi risetnya kita Berbarengan-sama dan kita lakukan lompatan jauh atau leapfrog,” kata Luhut.(HAP)

Cek Artikel:  Antrian Panjang di SPBU Balikpapan, Pertamina: Pengguna Pertamax Pindah ke Pertalite

 

Baca Juga:
China Kecewa dengan Veto Amerika Soal Resolusi Israel-Palestina

 

Mungkin Anda Menyukai