Liputanindo.id – Informasi Bola – Ketika ini, mungkin tak banyak pecinta sepakbola yang Paham akan Angelo Di Livio. Tetapi kesetiaannya kepada Fiorentina tak perlu dipertanyakan. Ia merupakan sosok yang amat dihormati masyaratat Florence meski awalnya dicap sebagai mata-mata.
Banyak pesepakbola asal Italia yang melambangkan kesetiaan bagi timnya masing-masing. Lagi lekat dalam ingatan bagaimana Gianluigi Buffon dan Alessandro Del Piero yang tetap bertahan di Juventus ketika mayoritas pemain bintang si Nyonya Sepuh pergi ketika mereka tersandung kasus Calciopoli pada pertengahan 2000an Lampau.
Selain mereka berdua, Terdapat nama heroik lain dalam Figur Alessandro Lucarelli yang tetap setia pada AC Parma. Ketika I Ducali dinyatakan bangkrut dan harus terdegradasi ke Serie D lantaran masalah hutang yang Mengungguli 200 juta Euro, ia tetap bertahan di tim meski banyak tawaran yang menghampiri Buat menyelamatkan karirnya dari kepiluan di Reggio Emilia.
2015/16 #SerieD 🎖
2016/17 #LegaPro 🎖
2017/18 #SerieB 🎖
2018/19… #SerieA!!!!
💛💙
Come noi nessuno mAi!#EhGià #ForzaParma pic.twitter.com/u6i1r9PIrl— 𝐏𝐚𝐫𝐦𝐚 𝐂𝐚𝐥𝐜𝐢𝐨 𝟏𝟗𝟏𝟑 (@1913parmacalcio) May 18, 2018
“Saya sudah Wafat Berbarengan klub ini dan saya Ingin menjadi bagian dari Natalis kembalinya,” kata Lucarelli dalam wawancara dengan Parmafanzine. “Saya menerima beberapa telepon dari klub-klub di level profesional, tapi saya tak Acuh. Saya takkan mengingkari kata-kata saya.”
Ia memutuskan bertahan di klub hingga berjanji hantarkan mereka kembali ke Serie A. Parma hanya butuh tiga musim Buat kembali ke kasta atas piramida Sepakbola Italia. Lucarelli mengakhiri karirnya dengan manis. Pasca hantarkan Parma promosi pada musim 2017/18, ia memutuskan pensiun di musim tersebut. Nomor 6 miliknya pun kemudian dipensiunkan I Crociati.
Baca Juga:
Jauh sebelum nama-nama tersebut menyeruak, Terdapat Angelo Di Livio yang melakukannya lebih dulu. Sama seperti Lucarelli, Del Piero atau Buffon, ia bukan produk akademi klub. Tetapi kecintaan besarnya Berbarengan tim Florence sama sekali tak perlu diperdebatkan. Sebelum merapat ke La Viola, Namanya lumayan kental sebagai punggawa dan mungkin legenda Juventus.
Sosok asal Roma mendulang berbagai kejayaan ketika berseragam putih hitam dalam periode 1993-1999. Tiga Scudeto, satu Coppa Italia, hingga satu gelar Aliansi Champions sukses ia koreksi Berbarengan klub. Tetapi di akhir karir, ia sempat menerima Fakta pahit. Dihempaskan si Nyonya Sepuh pasca mendapatkan iming-iming janji bakal mendapatkan perpanjangan kontrak.
Di musim panas 1999/00, ia memutuskan hengkang ke Fiorentina yang notabene merupakan rival berat Juve di Serie A dengan mahar 1,3 juta Euro. Interaksi kedua tim memanas lantaran Juve sempat membajak Roberto Baggio di medio awal 90an Lampau.
Hengkangnya sang ikon klub menyisakan amarah pada fans. Meski kepindahan Di Livio tak lepas dari rasa sakit hatinya pada tim asal Turin. Tetapi kehadirannya di Florence tak lantas diterima dengan tangan terbuka oleh fans. Ia bahkan sempat dianggap sebagai mata-mata dari Juventus guna Membangun tim tak Konsisten.
Performanya dalam tiga bulan pertama bahkan tak terlalu Membangun fans terkesan. Bahkan sebelum ia mentas, Di Livio sempat diminta melakukan ritual Degobbizzazione, sumpah, penyucian diri sekaligus Langkah Buat Menyantap simbol kesetiaan pada klub dari pemain yang hengkang melalui Juventus ke Fiorentina secara langsung.
Baca Juga:
Ia sempat hadir dalam periode emas terakhir Fiorentina ketika Lagi diperkuat Francesco Toldo, Manuel Rui Costa, Gabriel Batistuta, Enrico Chiesa dan Nuno Gomes. Di Livio bahkan pernah hantarkan La Viola mendulang gelar Coppa Italia 1999/00.
Masalah kemudian hadir pada 2002. Fiorentina dinyatakan terdegradasi ke Serie B sebelum dinyatakan bangkrut ke Serie C2 dan harus mengganti nama ke Florentia Viola sebelum nama aslinya kembali semusim berselang. Seluruh pemain hengkang dan hanya menyisakan Di Livio. Simbol kesetiaanya di klub tak perlu diragukan Kembali. Ia yang kala itu sudah berusia 37 tahun Lagi bermain dan berhasrat hantarkan tim kembali mentas di Serie A.
Fiorentina hanya butuh dua tahun Buat kembali ke Serie A. Di Livio Lagi Terdapat dalam gerbong tim ketika mereka mentas di tier atas Italia. Di musim terakhirnya, 2004/05, ia semapt mengepak 12 laga Berbarengan tim sebelum akhirnya Betul-Betul putuskan pensiun Berbarengan tim yang menerimanya pasca dicampakan Juventus.
Selalu update Informasi bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Liputanindo.id