Ekonomi Triwulan IV Ditargetkan Tumbuh 5,2

Ekonomi Triwulan IV Ditargetkan Tumbuh 5,2%
Pengunjung meninjau booth usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam festival UMKM di Senayan(MI/Susanto)

PEMERINTAH menargetkan pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2024 mencapai 5,2% agar Bisa merealisasikan Sasaran pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun di Bilangan 5,1%. Salah satu yang didorong Demi merealisasikan itu ialah melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

“Kita membutuhkan peningkatan aktivitas di triwulan IV 2024. Demi mencapai Sasaran 5,1% (di sepanjang tahun), maka kita butuh Demi tumbuh 5,2% di triwulan IV ini,” ujar Deputi Koordinasi Bidang Makroekonomi dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan, Jakarta, Rabu (13/11). 

Diketahui, perekonomian Indonesia pada tahun ini mengalami pelambatan. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi nasional konsisten melambat sejak triwulan I 2024 dari 5,11% menjadi 5,05% di triwulan II dan anjlok di triwulan III menjadi 4,95%. 

Cek Artikel:  Libatkan 1,25 Juta Masyarakat Dalam Rantai Pasok, PLN EPI Sasarankan Pemanfaatan 2 Juta Ton Biomassa

Ferry mengatakan, kinerja KUR Tetap menjadi andalan Demi mengerek perekonomian Indonesia. Pemerintah memproyeksikan debitur baru KUR di triwulan IV 2024 dapat mencapai 2,69 juta debitur atau 113% dari Sasaran debitur baru KUR sebanyak 2,38 juta debitur. 

Adapun proyeksi graduasi debitur KUR nasional pada triwulan IV diproyeksikan sebanyak 1,12 juta debitur atau 96% dari Sasaran. Sementara proyeksi total debitur KUR nasional tahun 2024 sebanyak 5,15 juta debitur.

Selain mengandalkan KUR, imbuh Ferry, pemerintah juga Tetap meyakini kontribusi APBN di triwulan akhir tahun ini dapat membantu laju pertumbuhan. “Jadi seperti yang di Lapsem, Bisa 5,1%. Memang secara siklus juga (belanja) APBN tinggi di triwulan IV,” terangnya.

Cek Artikel:  SIG dan Pemkab Gresik Bersinergi Kelola Bahan Bakar Alternatif dari Sampah

“Yang Jernih APBN, bansos itu Niscaya Eksis. Kenapa PPN DTP Perumahan itu kita balikin Kembali dari 50% di awal semester II ke 100% di September-Desember, Demi mengantisipasi itu sebenarnya, daya beli, kita butuh stimulus, itu bagian dari upaya kita Demi itu, menjaga antisipasi siklus-siklus tadi,” pungkas Ferry. (Mir/M-3)

 

Mungkin Anda Menyukai