Polisi Tetapkan Pemilik K-Gym Jadi Tersagka, Terbukti Lalai Hingga Karenakan Pelanggan Tewas

Liputanindo.id – Pemilk K-Gym di Pontianak ditetapkan sebagai tersangka. Polresta Pontianak menilai ada unsur kelalaian hingga menyebabkan seorang pelanggan FN meninggal dunia karena terjatuh dari lantai tiga.

“”Dari kasus jatuhnya wanita FN dari lantai tiga pada Juni 2024 lalu dan meninggal di K-Gym, pemilik S atau AH dari hasil pemeriksaan ditemukan ada unsur kelalaian sehingga dinaikkan statusnya jadi tersangka pada 31 Juli 2024,” ujar Kasatreskrim Polresta Pontianak, Kalimantan Barat Kompol Antonius Trias Kuncorojati dilansir dari Antara, Sabtu (3/8/2024).

Ia menjelaskan dalam tahap penyelidikan atau mengumpulkan keterangan awal menyasar sembilan saksi mulai dari anggota, pekerja, keluarga korban, pacar hingga pemilik pusat kebugaran tersebut.

Cek Artikel:  Jual Psikotropika Hasil Pura-pura Berobat, Pria di Bogor Ditangkap

Bahkan dua saksi ahli yakni ahli teknik Universitas Tanjungpura Pontianak dan Pidana dari Universitas Panca Bhakti Pontianak.

“Eksis kesesuaian antar saksi ahli dan keterangan saksi lainnya. Sehingga hal itu memberikan petunjuk bagi kami, ada unsur pidana dan dinaikkan statusnya pemilik jadi tersangka,” papar dia.

Menurutnya terkait bangunan K-Gym dari pihak PU PR menyebutkan pemilik K-Gym awalnya hanya memiliki izin untuk rumah ruko. Tetapi di lapangan digunakan pusat kebugaran sehingga hal itu tidak mengantongi sertifikasi fungsi untuk kebugaran itu sendiri.

“Harusnya terkait itu pemilik melapor ke PU PR untuk pengecekan dan lainnya sehingga disesuaikan untuk fungsinya agar keamanan dan lainnya terjaga untuk kebugaran. Faktanya, tidak ada akan hal itu sehingga gedung itu tidak layak fungsi untuk pusat kebugaran,” papar dia.

Cek Artikel:  Tes Kejiwaan Selama 6 Jam di RSUD dr Soetomo, Khofifah-Emil Dirikui Prosesnya Melelahkan

Ia menambahkan bahkan ruko tersebut semula izin hanya dua lantai, oleh pemilik ditambah satu lantai. Kemudian pemasangan treadmill yang dipakai korban terlalu mepet dengan kaca jendela. Pada sisi lainnya, jendela tidak ada pemasangan tralis untuk menjaga keamanan. Kemudian tidak ada larangan membuka jendela.

“Pemasangan treadmill mepet dengan jendela, tidak ada tralis untuk keamanan, kaca tidak SNI dan tidak ada peringatan. Itu menyebabkan unsur lalai karena pelaku harusnya berbuat namun tidak berbuat agar semua aman. Kalau itu semua ada, namun ada ceroboh terutama membuka jendela, itu bisa dia yang tersangka. Demi ini pihaknya koordinasi dengan pihak kejaksaan dan melengkapi berkas,” kata dia.

Cek Artikel:  Jokowi Bilang Golkar Lebih Teduh dari yang Lain, Singgung Siapa?

Mungkin Anda Menyukai