Liputanindo.id – Seorang dokter magang di sebuah perguruan tinggi kedokteran di Benggala Barat, India diperkosa dan dibunuh. Dokter residen di banyak negara bagian India akhirnya melakukan protes dengan menghentikan semua layanan medis non-darurat (elektif).
Federasi Asosiasi Dokter Residen (FORDA) telah menyerukan penghentian layanan elektif di rumah sakit secara nasional mulai Senin (12/8/2024) sebagai tanda solidaritas dengan para rekan sejawat.
“Kami mengumumkan penghentian layanan elektif di rumah sakit secara nasional mulai Senin, 12 Agustus. Keputusan ini tidak dibuat dengan mudah namun penting untuk memastikan bahwa suara kami didengar dan tuntutan keadilan dan keselamatan dipenuhi tanpa penundaan lebih lanjut,” kata asosiasi tersebut dikutip dari Anadolu.
Asosiasi Dokter Residen (RDA) All India Institute of Medical Sciences Delhi dan dokter di beberapa rumah sakit lain di negara itu juga telah mengumumkan akan bergabung dalam aksi mogok hingga tuntutan dipenuhi. Kendati demikian, perawatan darurat akan terus berlanjut.
Sebelumnya, seorang dokter magang berusia 31 tahun diserang pada Jumat (9/8/2024) di RG Kar Medical College and Hospital di Kolkata, ibu kota Benggala Barat. Jasadnya ditemukan di dalam rumah sakit dan hasil otopsi menunjukkan ia mengalami pelecehan seksual sebelum dibunuh.
Sementara itu, Kepala Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee mengatakan pada Senin sore bahwa polisi punya waktu hingga Minggu untuk menyelesaikan kasus tersebut. Ia mengatakan kasus tersebut akan diserahkan ke Biro Penyelidikan Pusat jika polisi gagal menyelesaikannya.
