Orangtua, Ini Tanda-Tanda Anak Korban Perundungan

Orangtua, Ini Ciri-Ciri Anak Korban Perundungan
Ilustrasi(MI/HO)

PSIKOLOG klinis anak lulusan Universitas Padjadjaran Dewinta Ariani membeberkan ciri-ciri anak korban perundungan yang perlu menjadi perhatian orangtua.

Dalam wawancara melalui layanan pesan, Senin (19/8), Dewinta mengatakan anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.

Selain itu, ia menjelaskan, anak korban perundungan biasanya menunjukkan perubahan dalam hubungan sosial, menghindari interaksi sosial, serta tampak cemas atau takut ketika hendak pergi ke sekolah atau menghadiri kegiatan tertentu.

Baca juga : Orangtua Berperan Krusial untuk Hindari Perilaku Perundungan

“Penurunan prestasi akademik tanpa alasan yang jelas juga perlu diwaspadai orangtua,” kata dosen psikologi di Universitas Negeri Jakarta itu.

Cek Artikel:  Ini Krusialnya Merawat Kulit Persona

Menurut dia, anak korban perundungan juga dapat mengalami perubahan pola tidur dan nafsu makan, tiba-tiba susah tidur malam, dan kehilangan nafsu makan.

Ia mengungkapkan anak yang menjadi korban perundungan dapat menjadi lebih sering mengeluh sakit fisik agar tidak harus pergi ke sekolah.

Baca juga : Ini Bekal yang Harus Dipersiapkan Orangtua Agar Anak Terhindar dari Perundungan

“Anak sering mengeluh sakit fisik, seperti sakit kepala atau perut, yang mungkin digunakan sebagai alasan untuk tidak pergi ke sekolah,” ujarnya.

Dewinta pun meminta orangtua sebaiknya segera menindaklanjuti adanya luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya oleh anak.

Menurut Dewinta, orangtua juga harus memperhatikan perubahan perilaku anak serta segera mengambil langkah untuk mencari tahu penyebab dan memberikan dukungan yang diperlukan oleh anak.

Cek Artikel:  Menginspirasi Keluarga dengan Aktivitas Bertema Olimpiade Selama Musim Panas

Baca juga : Kids Biennale Indonesia: Merayakan Kreativitas dan Aktualisasi diri Generasi Muda

Kepada anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan, ia mengatakan, orangtua dan guru harus memberikan pendampingan emosional, mendengarkan curahan perasaan mereka, dan membantu mereka memproses perasaan yang muncul akibat perundungan.

“Edukasi tentang cara mengatasi rasa sakit tanpa melukai orang lain serta membangun rasa percaya diri juga sangat penting dalam mencegah siklus bullying berlanjut,” katanya.

Dia menyampaikan bahwa tidak semua korban perundungan akan menjadi pelaku jika mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat.

Menurut dia, terapi atau konseling dapat membantu mereka mempelajari cara-cara yang sehat untuk mengatasi perasaan.

Selain itu, ia mengatakan, lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan di rumah maupun di sekolah dapat membantu mencegah korban perundungan mengembangkan perilaku agresif di kemudian hari. (Ant/Z-1)

Cek Artikel:  AI Membantu Identifikasi Autisme pada Balita dengan Dirikurasi 80

Mungkin Anda Menyukai