VAKSIN polio adalah salah satu imunisasi wajib yang diberikan kepada bayi untuk mencegah penyakit polio, sebuah infeksi serius yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian.
Polio disebabkan oleh virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang, mengakibatkan ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti satu atau kedua kaki.
Terdapat dua jenis vaksin polio yang sering digunakan untuk melindungi dari penyakit ini, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV). Masing-masing jenis vaksin ini memiliki cara kerja yang berbeda.
Baca juga : Bebas Polio Bukan Berarti Bebas Ancaman
1. Vaksin Polio Suntik (IPV)
Vaksin polio suntik mengandung virus polio yang sudah tidak aktif atau mati. Vaksin ini diberikan melalui suntikan dan berfungsi untuk membentuk kekebalan dalam darah.
Tetapi, vaksin ini tidak membentuk kekebalan di usus, yang berarti virus polio masih dapat berkembang di usus. Karena alasan ini, vaksin IPV biasanya perlu dilengkapi dengan vaksin OPV untuk memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh.
2. Vaksin Polio Berkaitan dengan mulut (OPV)
Vaksin polio oral mengandung virus polio yang masih aktif tetapi telah dilemahkan. Vaksin ini diberikan dalam bentuk tetesan oral dan dirancang untuk membentuk antibodi di dalam usus. Antibodi ini berfungsi untuk melawan virus yang mungkin berkembang di usus dan darah.
Baca juga : 8,7 Juta Anak sudah Tuntas Diberi Vaksin Polio
Vaksin OPV telah melalui proses pelemahan yang aman, sehingga memberikan perlindungan tanpa risiko berbahaya.
Jadwal dan Dosis Pemberian Vaksin Polio
Jadwal pemberian vaksin polio mengikuti panduan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Vaksin ini diberikan secara bertahap sejak bayi baru lahir dan terus dilanjutkan hingga usia 18 bulan.
Kepada Anak-Anak:
Baca juga : Menkes Minta Sub PIN Polio Putaran Kedua Didukung Sekalian Pihak
1. Dosis Istimewa
Vaksin polio diberikan dalam empat kali dosis utama. Dosis pertama diberikan pada bayi baru lahir dalam bentuk tetesan oral. Vaksin berikutnya diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
2. Booster
Vaksin booster diberikan pada usia 18–24 bulan dan pada usia 5 tahun untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan.
Kepada Orang Dewasa:
Baca juga : Kemenkes: 7,4 Juta Anak sudah Ikut Sub PIN Polio
1. Dosis Istimewa
Bagi orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin polio, diberikan vaksin sebanyak tiga kali dengan dosis 0,5 ml untuk setiap suntikan. Dosis pertama dan kedua diberikan dengan jarak 1–2 bulan, sedangkan dosis ketiga diberikan 6–12 bulan setelah dosis kedua. Vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) atau subkutan (SC).
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Vaksin Polio
Kepada memastikan efektivitas vaksin dan meminimalkan risiko efek samping, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum mendapatkan vaksin polio:
– Riwayat Alergi
Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang Anda atau anak Anda miliki.
– Kondisi Kesehatan
Informasihu dokter jika sedang mengalami demam atau menderita penyakit infeksi tertentu.
– Sindrom Guillain-Barre
Kalau ada riwayat sindrom Guillain-Barre, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter.
– Obat-obatan dan Suplemen
Laporkan jika Anda atau anak Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, suplemen, atau produk herbal tertentu.
– Kondisi Imun
Kalau Anda atau anak Anda memiliki daya tahan tubuh yang lemah karena penyakit autoimun seperti HIV/AIDS, pastikan untuk memberi tahu dokter.
Proses Pemberian Vaksin Polio
Vaksin polio termasuk dalam kategori vaksin wajib dan harus diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang berpengalaman. Vaksin ini dapat diberikan baik secara oral (OPV) maupun suntikan (IPV).
Vaksin OPV biasanya diberikan kepada bayi segera setelah lahir, sedangkan IPV dianjurkan untuk diberikan dua kali sebelum usia 1 tahun.
Mematuhi jadwal vaksinasi yang telah ditentukan sangat penting untuk memastikan vaksin berfungsi secara efektif dalam melindungi dari penyakit polio.
Pengaruh Samping Vaksin Polio
Seperti halnya vaksin lainnya, vaksin polio dapat menimbulkan beberapa efek samping. Tetapi, efek samping ini umumnya bersifat ringan dan biasanya akan hilang dalam waktu 2–3 hari.
Pengaruh samping yang mungkin muncul termasuk kemerahan atau nyeri di area suntikan, serta sedikit demam.
Dengan memahami informasi ini, diharapkan Anda dapat membuat keputusan yang tepat mengenai vaksin polio untuk diri sendiri dan keluarga, serta memastikan perlindungan yang optimal terhadap penyakit polio. (Z-10)