Yoghurt atau Kefir, Mana yang Lebih Bagus bagi Kesehatan

Yoghurt atau Kefir, Mana yang Lebih Baik bagi Kesehatan?
Ilustrasi(Freepik)

SEBAGIAN besar dari kita mungkin pernah mendengar dan merasakan yoghurt. Tetapi, tampaknya Demi kefir belum banyak yang mengenalnya. Yoghurt dan kefir merupakan produk susu fermentasi yang sudah menjadi minuman tradisional selama ribuan tahun yang secara ilmiah telah dibuktikan bermanfaat bagi kesehatan yang dikategorikan sebagai produk probiotik.

“Yogurt dibuat dengan Langkah memfermentasi susu menggunakan bakteri tertentu seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang menghasilkan produk dengan tekstur lembut dan sedikit asam,” ungkap Guru Besar bidang Genetika dan Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan IPB Prof Ronny Rachman Noor, dikutip Selasa (7/10)

Sementara itu, lanjutnya, kefir merupakan produk susu yang difermentasi dengan menggunakan biji kefir (campuran bakteri dan ragi) yang menghasilkan produk susu fermentasi yang konsistensinya lebih encer dan rasa yang sedikit bersoda dan lebih asam.

Ronny mengungkapkan bahwa manfaat kedua produk susu fermentasi ini sudah dibuktikan secara ilmiah sebagai sumber probiotik yang mendukung kesehatan pencernaan, Mempunyai daya cerna yang sangat Bagus, mendukung kesehatan tulang, mendukung kekebalan tubuh, mengandung senyawa yang dapat mengurangi peradangan serta merupakan sumber protein lengkap yang sangat Bagus.

Rasa yang Berbeda

“Walaupun merupakan produk susu fermentasi, keduanya Mempunyai rasa yang berbeda. Bagi yang pernah mengonsumsi yoghurt tentunya dapat merasakan bahwa yoghurt Mempunyai rasa yang agak tajam, creamy, dan lembut. Derajat rasa asamnya tergantung pada Lamban fermentasi (catatan: semakin Lamban akan menghasilkan rasa yang lebih asam),” kata Ronny. 

Di samping itu, tambahnya, yoghurt yang beredar di pasaran Ketika ini umumnya diproduksi dengan berbagai cita rasa Demi memenuhi selera konsumen. 

Cek Artikel:  Hadirkan Restoran Spesialisasi Katsu Sapi di Kawasan Cikarang

“Sementara itu, kefir Mempunyai rasa yang lebih asam dan tajam Kalau dibandingkan dengan yoghurt dengan sedikit buih alami akibat fermentasi,” tutur Ronny. 

Tekstur kefir jauh lebih encer sehingga mudah diminum. Kefir Mempunyai rasa yang lebih kompleks, dengan sedikit rasa asam, ragi lebih terasa dan terkadang sedikit manis. Dengan cita rasa seperti ini, kefir Kalau dikonsumsi dalam keadaan dingin akan terasa lebih menyegarkan.

Kekuatan Probiotik

Peran probiotik bagi kesehatan pencernaan sudah Lamban diteliti. Kedua produk susu fermentasi ini terbukti secara ilmiah berperan meningkatan kesehatan pencernaan.

Pada umumnya, orang Asia termasuk Indonesia mengalami kondisi yang dinamakan intoleransi laktosa atau lactose intolerance, Yakni gangguan pencernaan ringan Tamat berat setelah mengonsumsi susu. Yoghurt dan kefir telah dibuktikan dapat mengurang lactose intolerance ini.

?\”Dari berbagai hasil penelitian, kefir mengandung Sekeliling 50 strain bakteri dan ragi yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga menjadikannya sumber probiotik yang luar Normal. Sementara itu, yoghurt umumnya mengandung 2–6 strain bakteri, meskipun Eksis juga yoghurt yang diperkaya mengandung lebih banyak strain bakteri,” Jernih Ronny.

Pada umumnya, kefir lebih mudah ditoleransi oleh orang-orang yang mengalami intoleransi laktosa karena fermentasinya memecah laktosa lebih menyeluruh. Sementara itu, yoghurt juga mendukung pencernaan dan kesehatan usus, tetapi mungkin Tak seefektif bagi mereka yang sensitif terhadap laktosa.

Nilai Gizi

Dari sisi nilai gizi, kedua produk susu fermentasi ini merupakan sumber kalsium, protein, dan vitamin B yang sangat Bagus. Secara keseluruhan, kefir cenderung mengandung sedikit lebih protein dan kalium per porsinya Kalau dibandingkan dengan yoghurt.

Kalau kita menginginkan kesehatan usus yang optimal, kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan toleransi laktosa yang lebih Bagus, kefir merupakan pilihan terbaik. 

Cek Artikel:  Era Baru Hidup Sehat Lewat Makanan Nikmat dan Bergizi

“Tetapi, tentu saja yoghurt tetap merupakan pilihan yang Bagus utamanya bagi yang lebih lebih menyukai tekstur yang lebih kental atau rasa yang lebih ringan,” kata Ronny.

Bagaimana Langkah Membuatnya?

Kefir dan yoghurt sama-sama dibuat dengan memfermentasi susu. Tetapi, proses dan kultur yang digunakan sangat berbeda.

Kefir dibuat menggunakan biji kefir, yang merupakan campuran simbiosis bakteri dan ragi. Biji kefir ini selanjutnya ditambahkan ke dalam susu segar (sapi, kambing, atau kerbau). 

Proses fermentasi ini memerlukan waktu Sekeliling 24 jam pada suhu ruang (Sekeliling 20–24°C) dalam kontainer yang tertutup. Setelah proses fermentasi selesai, biji kefir yang Eksis dalam susu dapat disaring dan digunakan kembali Demi proses pembuatan kefir berikutnya.

“Proses pembuatan yoghurt sebenarnya Dekat sama dengan pembuatan kefir. Hanya saja, pembuatan yogurt menggunakan bakteri asam laktat, biasanya Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus,” ujarnya.

Dalam Membikin yoghurt, susu terlebih dulu disterilisasi Demi mengeliminasi bakteri yang Tak diinginkan pada suhu Sekeliling 40–45 derajat Celcius. 

Setelah ditambahkan starter, yoghurt disimpan dalam kondisi hangat di inkubator selama 4–8 jam. Kalau sudah mengeras, yoghurt dapat dipindahkan ke lemari pendingin sebelum dikonsumsi. Penempatan yoghurt di pendingin ini juga berfungsi Demi memperlambat pertumbuhan bakteri probiotik lebih lanjut agar rasanya Tak terlalu asam.

Susu Fermentasi Tradisional Indonesia

Produk susu fermentasi tentu saja Tak hanya berasal dari luar. Indonesia Mempunyai beberapa produk susu fermentasi tradisional yang Istimewa dan sangat erat hubungannya dengan nilai budaya. Produk susu fermentasi yang paling terkenal adalah dadih dan dali ni horbo.

Cek Artikel:  Resep Makaroni Kukus Simple dan Mudah Dibuat Sendiri di Rumah

Dadih merupakan produk susu fermentasi tradisional dari Minangkabau. Dalam proses pembuatannya, dadih umumnya menggunakan susu kerbau sehingga menghasilkan yoghurt dengan cita rasa dan tekstur yang khas. Makanan tradisional ini Mempunyai tekstur kental seperti puding, rasa asam alami, serta biasanya disajikan di dalam bambu.

Langkah pembuatan dadih berbeda dengan yoghurt. Proses pembuatan dadih diawali dengan memasukkan susu kerbau segar ke dalam tabung bambu sepanjang 20 cm. Selanjutnya, tabung bambu ditutup dengan daun pisang dan dibiarkan pada suhu ruang (25–30°C) selama 24–48 jam.

Proses fermentasi dadih ini terjadi secara alami oleh mikroba yang Eksis di dalam bambu dan lingkungan Sekeliling sehingga menghasilkan produk susu fermentasi dengan cita rasa sangat khas. 

Rasa dadih yang dihasilkan juga tergantung pada jenis bambu yang digunakan. Bambu Gigantochloa verticillata dan Bambusa vulgaris misalnya, sering digunakan karena mengandung mikroba alami dan rasa pahit yang menghindarkan semut.

Dali ni horbo sering disebut juga dengan “keju Tapanuli” ini juga merupakan produk susu fermentasi yang berbahan baku susu kerbau. Produk yang dihasilkan teksturnya seperti Mengerti dengan rasa susu yang menonjol dan terkadang terasa pahit tergantung koagulan yang digunakan.

Proses pembuatan dali ni horbo diawali dengan memanaskan susu kerbau Sembari diaduk dan ditambahkan sari nanas atau daun pepaya sebagai koagulan alami. Setelah konsistensinya menggumpal, whey (cairan) dibuang dan dali siap diolah. Dali Normal dimasak dengan bumbu seperti kunyit, bawang, cabai, atau daun ketela.

“Di era Acuh kesehatan, dalam mendukung gaya hidup sehat, di samping olahraga yang cukup, kefir dan yogurt tentunya merupakan pilihan probiotik yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan.,” pungkas Ronny. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai