Antara Janji 8 Dan Realitas Fiskal Mampukah Purbaya Menjadi Juru Selamat Ekonomi Prabowo Reshuffle dan Pertaruhan Politik Ekonomi

Antara Janji 8% Dan Realitas Fiskal: Mampukah Purbaya Menjadi Juru  Selamat Ekonomi Prabowo?  Reshuffle dan Pertaruhan Politik Ekonomi
Mohsen Hasan Dewan Ahli Partai NasDem Pemerhati Sosial, Politik, Ekonomi, Budaya dan Isu Mendunia(Dok. Pribadi)

BEBERAPA Ahli ekonomi menyikapi perubahan yang terjadi di luar dugaan mereka. Terjadilah pro kontra terhadap pemerintah yang merombak atau reshuffle 4 orang dari 5 menteri adalah orang-orang loyalis mantan Presiden ke-7 dan juga Dampak demontrasi yang terjadi Nyaris di seluruh Nusantara.

Tuntutan para demonstran hanya menghendaki reformasi terhadap kesejahteran dan keadilan bagi masyarakat secara menyeluruh. Adapun tuntutan yang diajukan ke DPR dan pemerintahan Prabowo Subianto, Ialah 17+8 sebagian dikabulkan dan sebagian Kembali dalam kajian.

Masyarakat mengetahui peran strategis Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Tugas Kemenkeu mencakup perumusan kebijakan fiskal, pengelolaan kas negara, pengelolaan utang negara, pengelolaan aset negara, akuntansi dan pelaporan keuangan, serta pengawasan dan pengendalian. Kemenkeu juga menjalankan fungsi Tertentu sebagai Bendahara Lumrah Negara, Chief Financial Officer (CFO) negara, serta sebagai Koordinator Rekanan Fiskal Pusat dan Daerah. 

Kementerian Keuangan melalui Penyelenggaraan peran strategis tersebut, berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menjaga stabilitas ekonomi dan kesehatan fiskal jangka menengah-panjang, meningkatkan efektivitas program pembangunan, serta memperkuat ketahanan fiskal dalam menghadapi berbagai tantangan Mendunia.

Dalam menjalankan peran strategis tersebut, Kemenkeu Maju memperkuat pengelolaan keuangan negara melalui peningkatan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Cakupan pengelolaan APBN juga semakin luas, melibatkan 99 Kementerian/Lembaga, 546 pemerintah daerah, 75.266 desa, serta 19.439 satuan kerja. Kemenkeu juga melayani 82,23 juta wajib pajak dan 148 ribu eksportir/importir. Volume transaksi harian pengelolaan keuangan negara sangat besar, tecermin dari lebih dari 2,3 juta data faktur pajak, 22.894 Arsip SPM, dan 39.680 Arsip pabean yang dikelola setiap hari.

Rekam Jejak Sri Mulyani

Sri Mulyani Mempunyai rekam jejak panjang di pemerintahan. Ia menjadi menkeu pada kepemimpinan tiga presiden; Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo (Jokowi), dan Prabowo Subianto. Selama masa jabatannya, ia memainkan peran Krusial dalam menyusun kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur nasional.

Berbagai penghargaan Global diraihnya termasuk gelar Finance Minister of the Year 2019 Mendunia and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker, Menteri Keuangan Terbaik Asia Timur dan Pasifik 2020 versi majalah Mendunia Markets, hingga beberapa kali masuk daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia versi majalah Forbes.

Cek Artikel:  Membaca, Jembatan Membangun Dialog

Sri Mulyani menjadi arsitek PEN. Saya kira program PEN Bisa menjaga daya beli masyarakat Demi itu. Sri Mulyani juga melakukan relaksasi terhadap APBN. Langkah ini diambil agar pemerintah Mempunyai fleksibilitas lebih besar Buat membiayai program-program penanganan Covid-19.

Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman mengatakan legacy Penting Sri Mulyani adalah keberhasilannya menjaga kredibilitas fiskal Indonesia di tengah dinamika Mendunia. Kementerian Keuangan di Dasar Sri Mulyani, sambungnya, berkontribusi besar pada ketahanan ekonomi terutama melalui kebijakan fiskal ekspansif Demi pandemi yang menjaga konsumsi, menopang dunia usaha, dan memperkuat belanja sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Kredibilitas pengelolaan APBN di Dasar komando Sri Mulyani juga dinilai menjadi instrumen Krusial dalam menjaga stabilitas keuangan negara.

Kelemahan dan Kelebihan Purbaya

Ekonom senior Indef Fadhil Hasan menilai Purbaya memang seorang ekonom Bagus dan paham persoalan. Tetapi, punya satu kelemahan yang jadi kelebihan Sri Mulyani selama ini. Menurut Fadhil, kelemahan itu terletak pada rekam Telaah Purbaya yang belum Mempunyai pengalaman Ahli Buat menjadi Menteri Keuangan.

“Saya kira dia ekonom yang Bagus, paham persoalan, Tetapi dia (Purbaya) belum Mempunyai pengalaman secara langsung mengelola fiskal dan ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya kepada media, Senin (8/9/2025).

Secara sederhana, fiskal adalah istilah yang berhubungan dengan keuangan negara atau pemerintah. Fiskal mencakup Seluruh aktivitas pemerintah yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran Buat membiayai segala kegiatan negara seperti pembangunan, pelayanan publik, dan lain-lain. Pengalaman ini, kata Fadhil Hasan, membedakan Purbaya dengan Sri Mulyani yang telah diakui dan dipercaya dunia usaha serta lembaga Global.

Terbukti, selama kepemimpinan Sri Mulyani 15 tahun sebagai Menteri Keuangan di sejumlah kabinet pemerintahan berbeda, ia Bisa mengelola ekonomi Indonesia dan Lagi kredibel bagi investor asing. Meski Fadhil Enggak memungkiri beberapa tahun terakhir menjelang akhir jabatan Sri Mulyani, utang negara meningkat dan kredibilitas fiskal menurun karena Bendahara Negara tersebut banyak melakukan akomodasi terhadap keinginan Jokowi.

Menepis tuduhan para ekonom terhadap dirinya, Purbaya menegaskan Kementerian Keuangan di Dasar kepemimpinannya akan mengoptimalkan perekonomian Indonesia.

Cek Artikel:  Belajar dari Sejarah Kisah Persahabatan Abdurrahman Baswedan dan Liem Koen Hian

“Saya Spesialis fiskal. Jadi, saya ngerti betul fiskal yang produsen seperti apa,” ujar Purbaya di Kementerian Keuangan, Senin (8/9/2025).

Lets say, saya buat fiskalnya sehat tapi kalau enggan dibelanjain juga ekonominya enggak jalan. Runtuh juga nanti ekonominya,” lanjut Purbaya.

“Jadi fiskalnya sehat, tapi kita pastikan enggak menganggu sistem keuangan dan belanjanya Bisa optimal,” sambungnya.

Di balik penunjukkannya sebagai Menkeu baru, Purbaya menjadi sorotan publik di media sosial Alasan berdasarkan catatan ia diketahui kerap menjadi bawahan Luhut Binsar Pandjaitan. Mulai Demi Luhut menjabat Menko Polhukam hingga menjadi Menko Marves, Purbaya selalu berada di bawahnya sehingga Purbaya dikenal sebagai orangnya Luhut.

Munculnya nama Purbaya dinilai cukup mengejutkan karena lulusan Teknik Elektro ITB itu lebih banyak berkutat di bidang maritim dan investasi membantu Luhut Binsar Panjaitan. Tetapi, Apabila Menyaksikan rekam jejaknya sebagai anak buah Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuknya Purbaya menjadi Menkeu Enggak aneh mengingat Luhut Demi ini adalah Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia. Anggapan publik di media sosial, hal ini dinilai semakin mengukuhkan Luhut sebagai pengendali ekonomi Indonesia.

Sepulang dari kunjungan ke Tiongkok, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan reshuffle kabinet yang langsung mengguncang pasar dan politik domestik. Sri Mulyani, menteri keuangan dengan reputasi Mendunia, digantikan Purbaya Yudhi Sadewa seorang ekonom dengan latar belakang akademik kuat, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Tetapi relatif belum teruji dalam kancah fiskal Global.

Langkah ini bukan sekadar pergantian teknokrat melainkan simbol arah baru politik ekonomi Prabowo: berani lepas dari guardian of fiscal demi mengejar Sasaran pertumbuhan tinggi hingga 8%, sembari membuka ruang bagi pengaruh geopolitik baru dari Tiongkok dan Rusia. Tetapi, pertanyaannya sederhana sekaligus berat: bisakah janji 8% itu realistis?

Tiga Skenario Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (20252029)

1. Skenario Optimistis-Reformasi Dan Ledakan FDI

Dalam jalur ini, pemerintah berhasil melakukan reformasi besar: mempercepat perizinan, menertibkan belanja sosial, dan menarik arus investasi asing dari Tiongkok, Timur Tengah, dan Jepang. Hilirisasi nikel dan pengembangan Kekuatan baru terbarukan berjalan Segera.

Proyeksi: Pertumbuhan merayap ke 7,8% pada 2029, inflasi Konsisten 3%, pengangguran turun ke 4%.

Syarat: Komitmen politik kuat, komunikasi pasar kredibel, dan dukungan infrastruktur logistik modern.

Cek Artikel:  Merawat Budaya ala Ibrahim

2. Skenario Moderat-Status Quo Terkendali

Inilah jalur paling realistis Apabila pemerintah melanjutkan kebijakan sekarang tanpa reformasi struktural radikal. Program prioritas tetap berjalan Tetapi birokrasi lamban dan produktivitas meningkat pelan.

Proyeksi: Ekonomi bertumbuh Konsisten di 5,0*-5,8%, inflasi Sekeliling 3,5%, defisit APBN terkendali di 2,8*-2,9%.

Risiko: Hilangnya momentum, investor Menyaksikan Indonesia hanya sebagai pasar bukan basis produksi Mendunia.

3. Skenario Pesimistis–Krisis Kepercayaan

Apabila pasar Maju kehilangan kepercayaan pascapencopotan Sri Mulyani, rupiah bergejolak, biaya utang naik, sementara protes sosial membesar, maka jalur ini Bisa menjadi Realita.

Proyeksi : Pertumbuhan melorot ke 4,0*–4,6%, defisit melebar 3,5% PDB, pengangguran di atas 5,5%.

Konsekuensi: Janji 8% runtuh, stabilitas sosial–politik terancam, dan investor asing menahan modalnya.

Purbaya Yudhi Sadewa: Antara Ekonomi Dan Polititik Fiskal

Purbaya bukan nama asing di dunia kebijakan ekonomi Indonesia. Sebagai ekonom, ia dikenal rasional, pernah aktif di LPS dan dekat dengan lingkaran pemerintahan. Tetapi, dibandingkan Sri Mulyani yang disegani investor Mendunia, Purbaya membawa tantangan berbeda:

Kelebihan

– Akar akademik ekonomi yang kuat.

– Dekat dengan Presiden sehingga lebih mudah menjalankan agenda politik fiskal populis.

– Teruji dalam krisis sektor keuangan (pengalaman di LPS).

Keterbatasan

– Belum punya rekam jejak dalam menegakkan disiplin fiskal ketat.

– Kredibilitas Global Lagi tipis sehingga butuh waktu meyakinkan investor.

– Risiko menjadi political executor ketimbang fiscal guardian.

Dengan posisi ini, Purbaya Bisa menjadi katalis Apabila Bisa mengombinasikan loyalitas pada Presiden dengan disiplin anggaran. Tetapi, bila hanya menjadi alat politik, ia Bahkan Bisa mempercepat skenario pesimistis.

Hasil: Antara Retorika dan Realitas 

Sasaran pertumbuhan 8% yang digaungkan Prabowo dan tim ekonominya Bisa menjadi north star atau sekadar political retoric. Kenyataannya, jalur paling mungkin Demi ini adalah skenario moderat, dengan pertumbuhan 5,5%-6% kecuali pemerintah berani melakukan reformasi. Purbaya Yudhi Sadewa kini berada di persimpangan sejarah. Apakah ia akan dikenang sebagai ekonom yang mengangkat Indonesia ke jalur reformasi atau sekadar Menkeu transisi yang memenuhi agenda populis? Jawabannya ditentukan oleh dua hal: keberanian politik Prabowo dan kredibilitas fiskal Purbaya di mata rakyat serta pasar. (H-4)

 

Mungkin Anda Menyukai