Manuver Megawati Kasih Sayang atau Kelemahan

Manuver Megawati: Kasih Sayang atau Kelemahan?
Lukas Benevides Department of Political Economy and Moral Science, University of Arizona(Dok. Pribadi)

Kagak Eksis makan siang gratis di dalam politik. Begitupun Kagak Eksis koinsidensi atau kebetulan di dalam drama politik. Keputusan Presiden Prabowo Subianto memberikan Amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan Abolisi kepada Tom Lembong pada 31 Juli 2025 harus dibaca menggunakan kedua Opini tersebut. Apalagi sehari setelahnya, 1 Agustus 2025, Kongres PDIP di Bali mendeklarasikan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo. Amnesti dan Abolisi juga Kagak lazim bagi tahanan kasus korupsi. Pertanyaannya mengapa Presiden Prabowo nekat menerbitkan Amnesti dan Abolisi tersebut?

Lanjutan Tensi Pilpres 2024

Kasus Hasto dan Tom Lembong adalah buntut dari kontestasi Pilpres 2024. Keduanya dipandang sebagai korban kriminalisasi politik mewakili kubu Ganjar dan kubu Anies, strategi yang lazim di era kepemimpinan Jokowi (Power, 2018; Mietzner, 2020; Hadiprayitno, 2024). Maka, memberikan Amnesti Buat Hasto dan Abolisi Buat Tom Lembong boleh dikatakan sebagai strategi Prabowo merangkul Seluruh pihak Buat membangun Indonesia, komitmen yang sudah sering Prabowo gaungkan.

Prabowo memang terkenal sebagai sosok pemimpin yang selalu mendambakan dan mengusahakan kesatuan. Baginya, demokrasi Indonesia berbeda dari demokrasi liberal Barat yang mensyaratkan disensus (Robison, 1996). Sebagai bangsa yang sangat majemuk, Indonesia membutuhkan konsensus Buat menjaga stabilitas politik dan mendongkrak pencapaian ekonomi (Mietzner, 2023). Amnesti dan Abolisi adalah upaya rekonsiliasi yang diluncurkan Prabowo Buat memuluskan jalan pemerintahannya tanpa ganjalan signifikan dari PDIP atau kubu Anies.

Di sisi lain, dua penerbitan Amnesti dan Abolisi ini dapat juga dilihat sebagai strategi Prabowo Buat perlahan dan sistematis keluar dari bayang-bayang Jokowi. Dari sisi psikologi politik, setiap presiden baru sungguh menjadi penguasa Kalau ia Kagak didikte orang lain. Kagak Eksis penguasa yang nyaman dengan keberadaan Surya kembar. Dambaan terbesar seorang penguasa adalah meninggalkan legasi. Tetapi Eksis yang lebih dalam.

Cek Artikel:  Terhindar dari Jebakan Utang Tiongkok

Ceruk Bunyi

Meskipun branding publiknya kelihatan rendah hati dan lugu, Prabowo bukan politisi lugu, apalagi bodoh dan murah hati. Ia sudah malang melintang dan belajar banyak dari berbagai pengalaman Anjlok bangun di dalam dunia militer dan politik. Kegagalan dan penderitaan adalah pelajaran terbaik bagi para petarung. Karena itu, tentu keputusan mengeluarkan Amnesti dan Abolisi Mempunyai harga yang Kagak murah. Kedua keputusan ini adalah barter politik paling visioner Prabowo sejak dilantik sebagai presiden.

Kajian politik komparatif menunjukkan performa demokrasi secara Dunia sedang mengalami kemerosotan (Diamond, 2015), demikian juga di Indonesia (Warburton & Aspinall, 2019; Pepinsky, 2024; Mietzner, 2024; 2025). Salah satu strategi Buat mengerem bahkan melawan kebangkitan anti-demokrasi adalah partai-partai pro-demokrasi membentuk koalisi gemuk Buat menyingkirkan Grup antidemokrasi dari Pentas politik (Diamond, 2017; Levitsky & Ziblatt, 2018; 2023).

Taktik ini dapat berhasil, tetapi menyisakan konsekuensi politik yang jauh lebih berbahaya. Studi menunjukkan koalisi gemuk Bahkan memberikan Pentas kepada partai antidemokrasi yang disingkirkan dari koalisi tersebut. Para pemilih yang Kagak puas dengan performa pemerintah akan mencari Grup politisi yang menawarkan solusi lain atau menjanjikan perubahan. Dengan begitu, Grup yang berada di luar koalisi Bahkan mengalami kenaikan elektabilitas karena mendapat ceruk Bunyi yang terkumpul dari barisan sakit hati (Van Herpen, 2021).

Cek Artikel:  Gizi Anak Bangsa

Pemberian Amnesti dan Abolisi kepada Hasto dan Tom Lembong adalah strategi Prabowo Buat mencegah PDIP dan Anies mendapatkan limpahan Bunyi dari barisan yang Kagak setuju dengan Prabowo. Dengan begitu, Kagak hanya jalan Prabowo hingga 2029 yang Kagak terusik, tetapi juga Prabowo dan Gerindra Kagak Mempunyai penantang yang Handal pada Pilpres 2029-3034.

Kelemahan Megawati

Apakah Megawati dan PDIP Kagak mengetahui manuver Prabowo di atas? Tentu saja mereka Paham. PDIP dan Megawati lebih berpengalaman dari Prabowo. Tetapi, Megawati berani mengambil trade off ini: menyelamatkan Hasto dari jeruji besi dengan mengorbankan Kesempatan kemenangan PDIP pada Pilpres berikut. Mengapa demikian? Selain Pilpres berikutnya Lagi jauh, yang paling menentukan adalah kasih sayang seorang Megawati yang begitu dalam terhadap anak ideologisnya, Hasto. 

Sehebat-hebatnya ibu Megawati dalam diplomasi politik dan Mempunyai kematangan dalam mengontrol diri, ia tetaplah seorang ibu. Ibu Mega luluh hingga meneteskan air mata tatkala Hasto melangkah ke atas Pentas Kongres PDIP di Bali awal Agustus kemarin. Indikator lain ialah meskipun terpilih kembali menjadi ketua Lazim PDIP periode 2025-2030, Megawati juga Lagi mengambil alih posisi Sekretaris Jenderal Partai. Padahal, Kagak kurang politisi PDIP yang berkemampuan. Hasto Lamban mengabdi kepada PDIP dan Menyantap Megawati sebagai ibunya sendiri. Bagi ibu Mega, hanya Hasto yang layak mengisi posisi Sekretaris Jenderal selama ia Lagi hidup dan berkuasa.

Cek Artikel:  Korporatisasi Petani dan Nelayan di Simpang Jalan

Maka di balik Amnesti Hasto, terhadap barter politik antara Prabowo dan Megawati, yang rugi di dalam barter ini adalah PDIP karena Megawati mengorbankan kepentingan partai Buat seorang Hasto. Amnesti ini Kagak lain adalah monumen kemenangan Prabowo dan kelemahan seorang Ibu Mega. 

Kecerdikan Prabowo

Kalau Amnesti Hasto adalah transaksi yang merugikan PDIP, Buat apa Abolisi Tom Lembong? Eksis dua Dalih. Pertama, Lagi sama dengan rasional di balik Amnesti Hasto, dengan Abolisi Buat Tom Lembong Prabowo juga mencegah ceruk Bunyi Anies bertambah lantaran orang-orang yang Kagak menyukai dirinya Dapat berkumpul mendukung Anies pada Pilpres berikutnya.

Kedua, Prabowo Ingin mencegah Gelombang-Gelombang sosial politik yang dapat mengganggu periode kepemimpinannya. Kalau Hasto yang Lagi kelihatan kesalahannya dapat diberi Amnesti, apalagi kasus Tom Lembong yang bahkan Kagak Mempunyai “mens rea”. Kalau Tom Lembong Kagak mendapatkan Abolisi, Kagak hanya semakin banyak orang yang membenci Prabowo dan turun ke jalan, tetapi terutama Anies memanen banyak Bunyi yang lari dari Prabowo dan PDIP pada kontestasi Pilpres berikutnya.

Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong bukan kehebatan PDIP, Megawati, Anies Baswedan, atau ketidakbersalahan Hasto dan Tom Lembong. Amnesti dan Abolisi ini semata adalah kecerdikan politik Prabowo yang memanfaatkan situasi politik. Prabowo adalah aktor Primer orkestrasi politik isu Amnesti dan Abolisi. (H-4)

 

Mungkin Anda Menyukai