Pakaian Dinas DPRD

BRAND fesyen Prancis, Louis Vuitton, memantik kontroversi. Merek itu masuk daftar produk yang diboikot Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 2020. Diboikot karena Erdogan marah atas komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait pemenggalan seorang guru di pinggiran Paris.

Kontroversi Louis Vuitton juga terjadi di Indonesia. Pengungkitnya ialah merek itu menjadi salah satu bahan kain seragam DPRD Kota Tangerang. Setelah ramai dikritik, rencana pengadaan bahan Pakaian dinas bagi 50 Personil DPRD Kota Tangerang itu akhirnya dibatalkan.

Bukan Terdapat yang salah dengan Louis Vuitton. Bukan Terdapat yang salah juga dengan pengadaan Pakaian dinas. Pengadaan itu Formal diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Personil DPRD.

Pakaian dinas, baju dan celana, satu dari empat jenis tunjangan kesejahteraan pimpinan dan Personil DPRD yang diatur Pasal 9 PP 18/2017. Tiga lainnya ialah jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan Mortalitas.

Cek Artikel:  Kepala Daerah Tukang Stempel

Terdapat lima jenis Pakaian dinas DPRD. Pertama, Pakaian sipil harian disediakan dua pasang dalam satu tahun. Kedua, Pakaian sipil Formal disediakan satu pasang dalam satu tahun. Ketiga, Pakaian sipil lengkap disediakan dua pasang dalam lima tahun. Keempat, Pakaian dinas harian lengan panjang disediakan satu pasang dalam satu tahun. Kelima, Pakaian yang bercirikan khas daerah disediakan satu pasang dalam satu tahun.

Dengan demikian, satu Personil DPRD yang menjabat penuh selama lima tahun akan mendapatkan 27 pasang Pakaian dinas. Pasal 12 PP 18/2017 Bukan menyebutkan merek bahan Pakaian dinas. Hanya disebutkan Pakaian dinas itu disediakan dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektivitas, dan kepatutan.

Kepatutan menjadi persoalan dalam pengadaan Pakaian dinas Personil DPRD Kota Tangerang. Patutkah pengadaan Pakaian dinas pada Ketika pandemi covid-19 dan patutkah bahan pakaiannya dari luar negeri?

Anggaran pengadaan Pakaian Kepada Personil DPRD Kota Tangerang pada 2021 dibanderol sebesar Rp675 juta. Bilangan tersebut naik dua kali lipat bila dibandingkan dengan di 2020 yang sebesar Rp312,5 juta.

Cek Artikel:  Antara Brotoseno, Sambo, dan Plato

Pengadaan Pakaian dinas DPRD itu mestinya Bukan menguras APBD Kota Tangerang yang pada 2021 sebesar Rp4,34 triliun. Akan tetapi, momentumnya Bukan Pas karena pemerintah sedang Pusat perhatian mengatasi covid-19. Pemkot Tangerang sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp148,7 miliar Kepada penanganan covid-19 pada 2020.

Patutkah bahan Pakaian itu dari luar negeri? Kemendagri telah meminta pemerintah daerah menggunakan produk dalam negeri Kepada pembuatan Pakaian dinas. Permintaan itu sangat Pas karena akibat pandemi covid-19, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) banyak yang gulung tikar.

Industri tekstil dan Pakaian jadi mengalami pertumbuhan negatif 8,8% sepanjang 2020. Akibatnya, merujuk kepada data BPS, industri TPT mengalami pengurangan tenaga kerja hingga 351.388 orang atau minus 13,11% dari total tenaga kerja sebelumnya.

Cek Artikel:  Menghormati yang Terhormat

Seandainya pengadaan Pakaian dinas DPRD Kota Tangerang sepenuhnya menggunakan bahan kain produk dalam negeri, mungkin Bukan dikecam. Meski demikian, patut diapresiasi DPRD Kota Tangerang yang telah membatalkan pengadaan bahan Pakaian dinas.

Pengadaan Pakaian dinas beserta fasilitas lainnya bagi Personil DPRD bertujuan menciptakan keseimbangan antara DPRD dan kepala daerah Karena keduanya sama-sama berkedudukan sebagai penyelenggara pemerintahan daerah sesuai Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Kesehatan, menurut UU 23/2014, adalah satu dari enam urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar di samping pendidikan; pekerjaan Standar dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman dan ketertiban Standar; serta perlindungan masyarakat dan sosial.

Sebagai bagian dari penyelenggara pemerintahan daerah, DPRD Serempak kepala daerah mestinya berkolaborasi Kepada Serempak-sama melawan pandemi covid-19. DPRD Dapat mengambil bagian dalam pembuatan peraturan daerah, pengawasan, dan anggaran. Bukan Hanya menuntut fasilitas Pakaian dinas.

Mungkin Anda Menyukai