Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Okto Irianto. Foto: Liputanindo.id
Jakarta: Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Okto Irianto, mengungkapkan pemerintah Meletakkan perhatian besar terhadap kebutuhan sistem pendinginan dalam operasional data center, mengingat meningkatnya konsumsi Daya dan air yang diperlukan.
Menurut Okto, data center merupakan infrastruktur Krusial dalam ekosistem digital yang mendukung perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi lainnya. Tetapi, kebutuhan pendinginan menjadi tantangan besar.
“Data center membutuhkan sistem pendinginan yang efisien dan berkelanjutan dalam jumlah yang melimpah. Sebagai acuan, data center Google saja membutuhkan Sekeliling 22,7 miliar liter air pada 2023. Sebagai Komparasi, Bilangan ini setara dengan 10 persen dari kebutuhan air di Turki,” ungkap dia. dalam acara “Dentons HPRP Law and Regulation Outlook 2025” pada Kamis 20 Februari 2025.
Tingginya konsumsi Daya listrik Kepada operasional data center
Selain itu, tingginya konsumsi Daya listrik Kepada operasional data center juga menjadi perhatian Istimewa.
“Pada 2023, konsumsi listrik Mendunia Kepada data center mencapai Sekeliling 240 hingga 340 terawatt-jam, atau setara dengan 1-1,3 persen dari total permintaan listrik dunia. Bahkan, di Amerika Perkumpulan, Bilangan ini diprediksi akan meningkat menjadi sembilan persen pada 2030,” lanjut Okto.
Dengan Bilangan-Bilangan tersebut, pemerintah mendorong Ciptaan dalam sistem pendinginan data center agar lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Kita harus memastikan kebutuhan Daya dan air yang besar ini dapat dikelola dengan Berkualitas tanpa memberikan Dampak lingkungan yang negatif,” tegas dia.
(Muhammad Reyhansyah)
