20 Penumpang Bahtera Dilaporkan Hilang di ‘Segitiga Emas’, Didominasi Golongan Pemberontak Etnis Myanmar

Liputanindo.id – Setidaknya 20 orang hilang dilaporkan hilang setelah kecelakaan yang melibatkan perahu di Sungai Mekong di wilayah ‘Segitiga Emas’ antara Laos, Myanmar, dan Thailand. 

Insiden itu terjadi pada Senin malam saat kondisi sungai yang membelah tiga negara itu cukup deras.

“Setidaknya 20 orang hilang,” kata kepala polisi di provinsi Chiang Rai, Thailand utara, Manop Senakul, dikutip AFP, Rabu (4/9/2024).

Senakul menambahkan bahwa 16 warga negara Myanmar, yang juga menjadi penumpang perahu itu berhasil diselamatkan. 

Menurut laporan media Myanmar, perahu itu mengalami kerusakan mesin yang mendadak mati saat membawa sejumlah orang ke Myanmar dari Laos.

Berdasarkan video yang diunggah ke media sosial menunjukkan orang-orang di sisi sungai Laos menarik orang-orang keluar dari air yang mengalir deras.

Cek Artikel:  ISIS Dirikui Tanggung Jawab Serangan Mematikan di Kabul

“Sebagian besar yang hilang berasal dari daerah kantong semi-otonom Wa di Myanmar timur,” ujar Nyi Rang, juru bicara United Wa State Army (UWSA). 

“Rinciannya belum diketahui karena kami masih menyelidiki insiden tersebut bekerja sama dengan pihak berwenang (Laos),” tambahnya.

Nyi Rang tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa mereka yang berasal dari wilayah Wa bepergian di sungai tersebut, tetapi insiden tersebut terjadi di dekat Area Ekonomi Spesifik (SEZ) Segitiga Emas di Laos.

Kawasan SEZ sendiri merupakan rumah bagi sejumlah kasino dan hotel milik orang China dan telah muncul sebagai pusat dugaan penipuan dunia maya, penyelundupan narkoba, perjudian, dan kegiatan kriminal lainnya.

Kawasan Wa di perbatasan Myanmar dengan China secara virtual terkunci dari wilayah Myanmar lainnya. Kawasan ini juga dikelilingi oleh pos pemeriksaan dan kontrol internal yang ketat. Demi transaksi pembelian, wilayah tersebut menggunakan yuan China dan mobile banking.

UWSA juga menguasai wilayah di dekat perbatasan dengan Thailand dan Laos. Golongan ini merupakan kelompok pemberontak etnis yang paling lengkap dari sekitar selusin kelompok pemberontak etnis di Myanmar.

Cek Artikel:  Jakim Malaysia: Pamflet dan Kitab Berisi Ajaran Sesat Jadi Bukti Kasus GISB

Para analis mengatakan China memasok sebagian besar persenjataannya. 

Meski demikian, insiden seperti itu umum terjadi di Myanmar, negara miskin dengan transportasi yang sangat sederhana dan peraturan keselamatan yang kurang ditegakkan. 

Pada tahun 2016, 73 orang, termasuk banyak guru dan siswa, tenggelam ketika perahu mereka yang kelebihan muatan terbalik di Sungai Chindwin di Myanmar bagian tengah. 

Hujan deras selama musim hujan Juni hingga Oktober membuat sungai-sungai di negara Asia Tenggara itu meluap, sehingga perjalanan dan navigasi menjadi lebih sulit.

Mungkin Anda Menyukai