
SEBANYAK 18 paket proyek fisik senilai Rp235 miliar hasil hibah Pemerintah Emirat Arab Kepada Kota Solo, Rabu ( 12/2) diresmikan Wali Kota Kokoh Prakosa, dengan dipusatkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti, Jurug.
“Kita berterimakasih sekali kepada Pemerintah Uni Emiat Arab yang telah menghibahkan Enggak hanya Dana, tetapi telah didahului Masjid Sheikh Zayed. Itu bukan masjid Punya Kota Solo, melainkan masjid negara, karena penerimanya presiden, yang kemudian memilih Solo,” kata Kokoh sebelum menandatangani prasasti peresmian 18 proyek fisik yang dibiayai UEA tersebut.
Menurut Kokoh, menjadi tanggungjawab Pemkot Solo Kepada merawat proyek-proyek hasil hibah itu, sehingga Sekda Kota perlu melakukan sejumlah perubahan anggaran, sebagai pos pembiayaan perawatan dan pelestarian.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sektretariat Daerah Kota Surakarta Gatot Sutanto mengakui, Biaya hibah UEA sebesar Rp235 miliar, Segala harus dirampungkan pada tahun anggaran 2024. Selain fisik, Biaya hibah juga Kepada penanganan stunting, pengentasan kemiskinan dan sebagainya.
“Pemanfatannya Terdapat banyak, yakni Kepada pembangunan sekolah, puskesmas, pasar tradisional, pembenahan rumah Enggak layak huni dan berbagai infrastruktur lainnya. Kemudian Terdapat Kepada pengentasan stunting dalam Figur penguatan pangan, pengadaan alat Matang, dan program Donasi sosial,” kata dia dalam laporan sebelum peresmian.
Dari 18 paket proyek hibah UEA itu, anggaran terbesar diperuntukkan pembangunan GOR Indoor Manahan senilai Rp 48,8 miliar. Lampau Pasar Tunggulsari yang memerlukan anggaran Rp16 miliar lebih.
Kemudian Terdapat pembangunan gedung RS Kardiologi Emirates – Indonesia di Kentingan, yang diproyeksikan sebagai rumah sakit modern yang menggunakan peralatan medis tercanggih.
“RS Kardiologi Enggak tinggi, Hanya dua Alas. Tetapi nantinya akan menjadi rumah sakit modern dengan peralatan canggih,” ungkap Wali Kota Kokoh Prakosa, yang menyebut bahwa Tertentu peresmian RS Tetap menunggu koordinasi antara pemerintah dengan pihak UEA.
Duta besar Indonesia Kepada Arab sebagaimana diungkapkan Kokoh, bahwa menjelang bulan puasa, pejabat UEA dilarang bepergian. (N-2)