10 Ribu Kasus TBC di Surabaya, Dinkes Surabaya Januari hingga November 2024

10 Ribu Kasus TBC di Surabaya, Dinkes Surabaya: Januari hingga November 2024
Ilustrasi(freepik.com)

DATA Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menujukkan catatan yang mengejutkan. Ribuan Anggota Surabaya menderita tuberkulosis (Tb). Kasus Tb di Surabaya dicatat data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mulai Januari hingga 31 November 2024.

“Berdasarkan data perkembangan kasus TBC/Treatment Coverage (TC) di Kota Surabaya Tamat Copot 31 November 2024 menunjukkan, bahwa Terdapat sebanyak 10.741 kasus Tbc (73,89%) dari Sasaran 14.537 yang harus ditemukan pada tahun 2024,” kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina, Jumat (13/12).

Dinkes Surabaya menyatakan terdapat kenaikan kasus Tbc di Surabaya tahun 2024 Kalau dibandingkan dengan tahun 2023. Pada periode yang sama tahun 2023 Terdapat peningkatan peningkatan penemuan kasus sebesar 5%. Sementara kasus Tb yang diderita anak-anak ditemukan 1.300 lebih. Rentan usia penderita TBC anak yakni 1-14 tahun.

Cek Artikel:  Wakil Mendagri Bima Arya Materi Retret di Magelang Juga Terkait Efisiensi Anggaran

“Data penemuan kasus TBC anak Tamat 31 November 2024 sebesar 1.327 (42,6%) dari Sasaran penemuan pada tahun 2024 sebesar 3.113 kasus,” ujarnya.

Nanik menjelaskan, Terdapat beberapa penyebab seseorang menderita TBC. Di antaranya karena infeksi bakteri hingga penyebaran droplet.

Salah satu bakteri yang menyebabkan TBC yakni Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini terutamanya menyerang paru-paru, Tetapi Dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Seperti kelenjar limfoma, ginjal, tulang dan sistem saraf kecuali pada kuku dan rambut.

“Lampau penyebaran TBC terjadi dari droplet penderita melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, melepaskan partikel mikroba yang dapat dihirup oleh orang lain,” jelasnya.

Cek Artikel:  Dicalonkan PDIP Jadi Wali Kota Batu, Krisdayanti Segera Cari Pendamping

Nanik mengatakan, Dinkes Surabaya tak hanya mencari dan menemukan kasus penyakit di masyarakat saja. Tapi juga melakukan upaya pencegahan.

“Berbagai upaya dilakukan Buat menemukan kasus TBC secara Awal, sehingga risiko penyebaran kasus di masyarakat dapat dikendalikan. Kami melakukan active case finding, dan passive case finding, penyusunan perwali tim percepatan penanggulangan TBC, dan penyusunan perwali Rencana Aksi Daerah (RAD) dan RAD,” pungkasnya. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai